Lombok Timur (NTBSatu) – Kesulitan dalam menjalankan profesi masih banyak ditemui oleh guru-guru honorer di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) hingga saat ini.
Salah satunya dialami oleh Erni Srianti (37), guru honorer yang mengajar di pulau terluar Kabupaten Lombok Timur, yaitu Pulau Maringkik.
Ia selama 16 tahun terakhir pulang pergi menumpang perahu dari Dermaga Telong Elong untuk mengajar di SDN 1 Satu Atap (Satap) Pulau Maringkik, Kecamatan Keruak.
Selain dirinya, di SD tersebut terdapat dua guru lainnya yang masih berstatus honorer, serta empat guru honorer di SMP.
Erni berangkat mengajar dari rumahnya di Desa Montong Belai, Kecamatan Keruak. Setiap pagi mereka pergi ke sekolah menyusuri laut. Selalu istikamah meski kerap menghadapi cuaca ekstrem di tengah perjalanan.
“Ya setiap hari seperti ini, sudah 16 tahun lima bulan sejak saya mulai ngajar tahun 2008,” tutur Erni, Jumat, 26 April 2024 lalu.
Bermacam lika-liku dihadapi Erni sebagai guru honorer di pulau terluar Lombok Timur itu. Perahunya dihantam ombak hingga terbalik menjadi salah satu pengalaman yang akan abadi diingatan Erni.
“Pernah perahu kita terbalik. Kejadiannya waktu itu tahun 2013 dan 2014 karena cuaca buruk. Beruntung kita masih selamat,” ucapnya.
Berita Terkini:
- Bupati Bima Dilaporkan ke KPK Dugaan Korupsi Rp38 Miliar
- Jadi Salah Satu Penyebab Stunting, Pj Bupati Lombok Timur Tekankan Pencegahan Perkawinan Anak
- Banyak Guru Terjerat Pinjol, Kepala BGP NTB Bantah Guru Kurang Sejahtera
- Gebyar Sekolah Penggerak Angkatan 1 Lombok Timur Berlangsung Semarak
- Soal Zul-Rohmi di Pilgub NTB 2024, Ini Kata Ketum PW NWDI NTB
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Ia harus ‘banting tulang’. Mulai dari berjualan kue di sekolah hingga kerja serabutan.
“Kalau dari gaji kan jauh dari cukup, tapi ya tetap kita syukuri. Sempat saya jualan kue di sekolah, tapi berhenti. Sekarang kerja serabutan nyetrika pakaian, itupun kalau ada tetangga yang butuh bantuan,” ungkapnya.
Ia pun berharap, para guru, terutama guru honorer seperti dirinya mendapat perhatian dari pemerintah. Terutama pada aspek kesejahteraan. Ia mengaku pernah mencoba keberuntungan beberapa kali mengikuti tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), tetapi tak kunjung lulus.
Apa Jawaban Pemerintah?
Sementara, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Lombok Timur, H Mugni, mengatakan tidak ada keistimewaan bagi tenaga honorer tertentu dalam seleksi PPPK. Termasuk honorer yang sudah mati-matian mengabdi.
“Tetap persaingan terbuka dan bebas,” kata Mugni, Selasa, 30 April 2024.
Selain itu, lanjut Mugni, tidak terdapat jalur jalur khusus dalam pengangkatan tenaga PPPK maupun ASN di Lombok Timur karena bukan termasuk daerah Tertinggal, Terluar, dan Terpencil (3T).
“Kita Lotim tidak masuk kategori 3T, jadi tidak ada afirmasi dalam pengadasn ASN,” ungkapnya. (MKR)