Daerah NTB

Turun, Penyaluran Pinjol ke NTB Rp156,35 Miliar

Mataram (NTBSatu) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, penyaluran pinjaman online (pinjol) ke Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai Rp156,35 miliar pada periode Februari 2024.

Jumlah tersebut terus mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.

Sejak Januari-Juli 2023 lalu, angka penyaluran pinjol di NTB menyentuh setengah triliun, yaitu Rp472 miliar.

Kemudian, periode Desember 2023, tercatat sebesar Rp160,84 miliar. Dan Januari 2024, penyaluran pinjaman online Rp158,3 miliar.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan NTB, Rico Rinaldy menerangkan, masyarakat NTB memang menggemari skema pinjaman uang melalui platform P2P lending, lantaran kemudahan dari segi aksesibilitas dan waktu.

Hal ini juga dinilai cukup positif, sebab masyarakat memiliki kemampuan literasi keuangan yang baik, karena familier terhadap produk maupun jasa yang ada dalam industri keuangan modern.

Selain itu, untuk memastikan kepastian data, pihaknya juga memeriksa terkait dengan identitas peminjam.

“Selama ini kan penyaluran pinjol ke NTB cukup besar. Nah, kita akan cek apakah itu seratus persen dari masyarakat yang berdomisili disini, atau mereka dari luar tepi menyertakan KTP NTB-nya,” jelas Rico pada NTBSatu, pada konferensi pers beberapa waktu lalu.

Tak lupa, ia turut mengimbau agar masyarakat tidak kena jebakan Pinjol ilegal, di mana entitas tersebut menawarkan pencairan uang yang cepat diawal tetapi menarik bunga tinggi dan mencekik peminjam kemudian harinya.

Berita Terkini:

“Pertama yang harus diperhatikan adalah terkait legalitas, apakah berizin atau tidak. Untuk melihat daftarnya bisa cek website OJK. Atau silakan datang langsung ke kantor OJK NTB di Malomba, Mataram,” terang Rico.

Berdasarkan Laporan OJK, secara nasional, penyaluran Pinjol di Februari 2024 sebesar Rp20,9 triliun. Turun 5,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp22,07 triliun.

“Meski demikian, penyaluran pinjaman fintech lending tersebut masih lebih tinggi 14,7 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Pada Februari 2023, jumlah penyaluran pinjaman fintech lending sebesar Rp18,23 triliun,” bunyi laporan tersebut.

Dalam laporan juga tertera, Jawa Barat menjadi provinsi yang paling banyak menerima pinjol pada periode Februari 2024, tembus Rp5,67 triliun.

DKI Jakarta menyusul di posisi kedua dengan nilai penyaluran pinjol Rp3,59 triliun. Dan Jawa Timur menempati posisi ketiga dengan jumlah Rp3,02 triliun.

Kemudian, penyaluran pinjol terbesar selanjutnya, terdapat di Banten dan Jawa Tengah yang masing-masing sebesar Rp1,68 triliun dan Rp1,67 triliun. (STA)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button