Mataram (NTBSatu.com)- Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Lingkungan Hidup atau DLHK mengembangkan konsep Bank Sampah Induk Terintegrasi. Hal ini sebagai terobosan baru dalam penataan pengeloalan sampah.
Berbeda dengan tempat pengolahan sampah terpadu atau TPST yang berfokus pada pengolahan sampah. Bank sampah ini akan memperkuat aspek pemilahan sampah dari sumbernya.
Kepala Dinas LH Kota Mataram, H. Nizar Denny Cahyadi, mengatakan konsep dari program ini nantinya, akan terintegrasi dengan TPST Kebon Talo, Di mana saat ini masih dalam tahap perencanaan.
![Bank sampah induk](https://ntbsatu.com/wp-content/uploads/2024/06/1000381723.jpg)
“Makanya namanya bank sampah induk terintegrasi,” ucap Denny.
Nantinya, program baru ini diharapkan dapat menyerupai pemilahan sampah modern yang sudah ada di TPST Sandubaya.
Denny juga menjelaskan, pihaknya sudah menganggarkan Rp 800 juta untuk pembangunan bank sampah ini. Yang mana anggaran ini berasal dari Dana Alokasi Khusus atau DAK.
“Bangunan dasar bank sampah sudah ada di kawasan Kebon Talo. Pemkot akan memperbesar untuk mendukung keberadaan TPST Kebon Talo yang akan dibangun,” jelasnya.
Saat ini, pemanfaatan bangunan awal bank sampah juga belum maksimal. Karena masih menunggu kepastian pembangunan TPST di Kebon Talo.
Di sisi lain, bank sampah ini nantinya terintgerasi dengan TPST Kebon Talo untuk mengelola 100 ton sampah setiap hari di kawasan tersebut.
“Target kami adalah 100 ton per hari,” tegas Denny.
Tingkat status bank sampah akan naik jadi Bank Sampah Induk Terintegrasi. Kemudian, mereka akan libatkan sumber daya manusia dan menyiapkan fasilitas pemilahan modern.
Bank Sampah belum efektif karena cakupan kerjanya masih kecil dan keterlibatan masyarakat masih terbatas.
“Selama ini yang terlibat baru pemulung sampah saja,” paparnya.
Sambut Positif Bank Sampah Induk
Adanya terobosan baru dalam pengelolaan sampah ini mendapat sambutan baik dari masyarakat. Sehingga, harapan agar pengelolaan sampah yang baik bisa terwujud.
“Kami berharap program ini dapat mengurangi masalah sampah di lingkungan kami. Juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah,” harap Bu Siti.