“Benar demikian, kalau disini tidak ada TPS. Jadi kebiasaan masyarakat itu membuang sampah ke laut atau menumpuknya di satu tempat”, katanya.
Menurutnya sejauh ini terkait penanganan sampah di Desa tanjung luar masih belum optimal. Masyarakat hanya melakukan gotong royong dan pengangkutan sampah secara periodik hanya di beberapa titik lokasi, salah satunya di lokasi penyeberangan wisata menuju Pantai Pink.
“Kita bayar sendiri Rp400 ribu sekali angkut sampah. Pemerintah (DLHK) hanya mengangkut sampah di pasar umum”, ujarnya.
Permasalahan sampah seharusnya menjadi perhatian serius semua pihak. Dani mengungkapkan bahwa dahulu pihaknya telah menjalankan beberapa program lingkungan seperti eco-brick, restorasi terumbu karang, penanaman mangrove dan upaya penanganan sampah lainnya yang dilakukan secara swadaya.
Baca Juga :
- 8,1 Ton Sampah MXGP akan Dimanfaatkan DLH Kota Mataram
- Anggaran Kawasan Kumuh Mataram Distop, 81 Hektar Belum Tergarap
- Kota Mataram Belum Bebas dari Anjal dan Gepeng, Ini yang Dilakukan Dinsos
- Miris, Milenial di Kota Mataram belum Peduli Agenda Pemilu
- Beredar di Mataram Jasa Sewa Pacar, LPA Curigai Indikasi Prostitusi