Daerah NTB

Pertemuan G20 di Lombok, Menkes Angkat Tiga Isu Prioritas Sistem Kesehatan Global

Lombok Barat (NTB Satu) – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU., menggelar pertemuan Building Global Health System Resilience G20 (Group of Twenty) di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia selaku presidensi G20 mengangkat tiga isu prioritas.

Pemerintah Indonesia mengajak negara peserta G20 untuk memperkuat ketahanan sistem kesehatan global. Ajakan tersebut akan ditunjang dengan tiga isu prioritas yakni mobilisasi sumber daya keuangan, penggunaan dana, dan pengoptimalan data potensi pandemi.

IKLAN

Topik mobilisasi sumber daya keuangan berperan sentral guna mencegah dan merespons pandemi. Oleh karena itu, seluruh negara peserta G20 diharapkan bersedia mendermakan dana untuk ketahanan sistem kesehatan global melalui Financial Intermediary Fund (FIF) di bawah naungan Gugus Tugas Kesehatan-Keuangan G20. Sementara itu, Indonesia diketahui telah mendermakan dana sebanyak $50 juta USD kepada FIF.

“Banyak negara telah berkomitmen untuk menjanjikan dana. Jika terdapat negara peserta G20 yang belum bersedia, pemerintah Indonesia akan segera mendorong mereka agar berkomitmen mendermakan dana,” ujar Budi Sadikin, ditemui NTB Satu di Hotel Aruna, Lombok Barat, Senin, 6 Juni 2022.

Selain Indonesia, Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Jerman telah dikonfirmasi bakal mendermanakan dana kepada FIF. Nantinya, dana tersebut akan disalurkan untuk menangani pandemi di masa depan. FIF akan menyalurkan dana tersebut melalui lembaga-lembaga pendanaan yang tersebar di seluruh dunia.

Pemerintah Indonesia menyarankan agar dana tersebut nantinya diakomodir oleh Wolrd Health Organization (WHO). Nantinya, WHO diharapkan bekerja sama dengan sejumlah lembaga kesehatan. Alokasi dana tersebut bakal dibagi menjadi dua, yakni Peace Time (masa damai) dan War Time (masa perang).

IKLAN

“Mekanisme penyalurannya akan sama seperti cara World Bank dan Autoritè des Marchès Financiers ketika menyalurkan dana,” ucap Budi Sadikin.

Topik penggunaan dana akan fokus membahas cara dana digunakan agar meningkatkan upaya pencegahan pandemi dan kesiapsiagaan. Selama pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia diketahui telah memobilisasi vaksin, terapi, dan diagnosa Covid-19 melalui COVAX dan organisasi ACT (Aksi Cepat Tanggap).

Namun, pemerintah Indonesia merasa bahwa sistem kesehatan global memerlukan platform koordinasi yang permanen.

“Platform tersebut harus menangani lima elemen inti, yakni akses penanggulangan, koordinasi darurat, kolaborasi intelijen, perlindungan masyarakat, dan perawatan klinis kepada pasien yang membutuhkan,” terang Budi Sadikin.

Sedangkan, topik pengoptimalan data potensi pandemi direncanakan bakal fokus membagikan data serba-serbi pandemi yang bersifat global kepada negara peserta G20. Oleh karena itu, demi terlaksananya pembagian data yang bersifat global, pemerintah Indonesia menyarankan agar membentuk platform pembagian data yang universal.

“Negara G20 harus bersatu untuk dapat menghasilkan analisis yang kuat, mencegah pandemi berikutnya, dan dengan cepat menghasilkan diagnosa, vaksin, dan terapi ketika krisis telah tiba,” papar Budi Sadikin.

Tiga isu prioritas tersebut diharapkan dapat menjadi strategi negara peserta G20 agar tidak melakukan karantina wilayah ketika pandemi kembali mengganas. Nantinya, apabila pandemi kembali mengganas, sektor kesehatan dunia diharapkan tidak mengalami stagnasi.

“Supaya nanti ketika pandemi, produksi obat-obatan, vaksin, dan seluruh kebutuhan kesehatan di dunia tidak berhenti produksi dan ekonomi tetap stabil,” pungkas Budi Sadikin. (GSR)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button