Mataram (NTBSatu) – Sekolah Dasar Negeri atau SDN 12 Mataram menjadi perbincangan masyarakat Ibukota Provinsi NTB belakangan ini. Sebab, jumlah siswa yang mendaftar ke sekolah tersebut hanya tiga orang saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024.
Minimnya siswa di SDN 12 Mataram karena jumlah usai anak sekolah di daerah itu sedikit. Serta, banyaknya sekolah negeri dan swasta yang berdekatan. Terlebih, para orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta yang berbasis agama.
“Jadi bukan karena kualitas sekolah kami. Tetapi, karena kondisi dan situasi sekolah yang berada di tengah-tengah antara sekolah negeri yang lain dan sekolah swasta,” kata Kepala SDN 12 Mataram, Ni Nengah Artini Mahendri kepada NTBSatu, pekan lalu.
Lantas, bagaimana sebenarnya prestasi SDN yang berada di Jalan Nuraksa Nomor 12 Pagesangan, Kota Mataram ini?
SDN 12 Mataram Terkareditasi A
Berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), SDN 12 Mataram memiliki akreditasi A. Raihan akreditasi ini didapat pada tahun 2023. Ketika itu, sekolah ini menjadi salah satu satuan pendidikan di Kota Mataram yang mendapat kunjungan secara langsung oleh tim akreditasi.
“Akreditasi A dan saat itu langsung mendapat kunjungan oleh tim akreditasi. Kami juga sudah menerapkan Kurikulum Merdeka,” ungkap Endri, sapaannya.
Dengan raihan akreditasi A tersebut, menujukkan kualitas pendidikan sekolah ini sangatlah baik. Hal ini tebukti dari hasil Rapor Pendidikan selama dua tahun berturut-turut yang meraih status berkemajuan terbaik.
“Bukan mau mengada-ada, dari segi kualitas pendidikan kami juga sangat baik. Hasil Rapor Pendidikan dari Kemendikbudristek diakui dengan kemajuan terbaik, status hijau,” jelasnya.
Sebagai informasi, di dalam Rapor Pendidikan terdapat tiga status di setiap indikatornya. Mulai dari status berwarna merah untuk kondisi yang kurang, kuning untuk kondisi sedang, dan hijau untuk kondisi yang sudah baik.
Karena meraih hasil yang memuaskan itu, sekolahnya mendapatkan penghargaan beruapa uang pembinaan. Endri menggunakannya untuk memenuhi sarana prasarana pembelajaran siswa dan meningkatkan kualitas guru.
“Saya pakai beli buku juga untuk mendukung kegiatan pembelajaran siswa. Karena kami punya gerakan literasi numerasi setiap minggunya, di hari Rabu dan Kamis,” tambahnya.
Selain sisi akademik, ia juga mendorong para siswanya mengikuti kegiatan non-akademik, seperti halnya ekstrakulikuler.
“Ada ekstrakulikuler drumband. Kami juga mengajarkan para siswa beperilaku baik, seperti salat zuhur berjamaah secara rutin dan mengaji sebelum salat,” tandas Endri.