Mataram (NTBSatu) – NTB mengimpor beras dari Vietnam sebesar 6,7 juta dolar AS atau dalam jumlah 10.250 ton pada April 2024.
Berdasarkan keterangan Kantor Pengawasan & Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC TMP C) Mataram memfasilitasi pelaksanaan importasi yang dilakukan oleh Bulog untuk komoditas beras, impor tersebut dilakukan pada tanggal 16 April 2024.
Kepala KPPBC TMP C Sumbawa, Sugeng Hariyanto, mengatakan, beras yang diimpor dari Vietnam berjenis Long Grain White Rice 5 PCT Broken, More and or Less Than 5 PCT.
“Total tonase beras yang diimpor tersebut sebanyak 6.500 ton dan telah dikenai bea masuk sebesar Rp2,93 miliar,” jelas Sugeng Hariyanto, dalam keterangan resminya, Rabu, 22 Mei 2024.
Hadirnya beras impor membuat jenis beras yang ada di pasaran kini lebih bervariasi.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Muhammad Taufieq Hidayat, mengatakan Keberadaan beras impor tidak akan mempengaruhi produktivitas petani lokal.
Berita Terkini:
- PB HMI Minta Negara Tanggung Jawab atas Kerusakan Lingkungan di Raja Ampat
- Dua Tersangka Korupsi Proyek Sumur Bor Lombok Timur Bakal Dijemput Paksa
- Dewan Nilai Langkah Hukum Pemprov Tidak Memadai Selamatkan Kantor Bawaslu NTB
- Kemenkumham Dorong HAKI untuk Pertumbuhan Ekonomi Kreatif NTB
- Seorang Kakek di Lombok Timur Syok Temukan Istrinya Tewas dalam Posisi Tergantung
Pasalnya, pemerintah melakukan impor berdekatan dengan panen raya. Sehingga hadirnya beras impor justru dapat menstabilkan harga pangan tersebut.
“Tidak berpengaruh, kan petani kita juga sedang berproduksi. Masuknya beras ke NTB ini memang bagian dari kebijakan nasional untuk ketahanan pangan masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Taufieq menyebut stok beras NTB surplus dan memenuhi kebutuhan daerah sampai tiba musim panen berikutnya.
“Produksi sebesar 1,54 juta ton untuk gabah kering giling, kalau diproses jadi beras itu sekitar 1 juta ton, sedangkan, kebutuhan beras masyarakat NTB hanya 530 ribu ton saja,” tukasnya. (STA)