Ekonomi Bisnis

Kota Mataram Alami Deflasi 0,52 Persen, Cabai Rawit dan Bawah Merah Jadi Penyebab

Mataram (NTBSatu) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Kota Mataram mengalami deflasi sebesar 0,52 persen pada Mei 2025. Angka ini menunjukkan penurunan harga barang dan jasa di Ibukota Provinsi NTB ini.

Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin menjelaskan, deflasi bulan ke bulan (month to month) di NTB terjadi di tiga daerah utama. Yaitu Kota Mataram dengan deflasi 0,52 persen, Kabupaten Sumbawa sebesar 0,72 persen, dan Kota Bima sebesar 0,43 persen.

Deflasi ini didorong oleh turunnya harga komoditas cabai rawit dan bawang merah.

“Di Kota Mataram, andil deflasi akibat turunnya harga cabai rawit mencapai 0,31 persen. Sementara bawang merah memberikan andil 0,17 persen,” ujar Wahyudin dalam Rilis Berita Statistik, Senin, 2 Juni 2025.

IKLAN

Meski mengalami deflasi pada Mei, secara tahunan (year on year), Kota Mataram masih mencatat inflasi sebesar 1,46 persen. Angka ini masih berada dalam batas toleransi inflasi nasional, yaitu antara 1,5 persen hingga 3,5 persen.

Kendati demikian, menjelang perayaan Hari Raya Iduladha pada Jumat ini, Anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Mataram, Lalu Martawang mengungkapkan, harga beberapa komoditas kebutuhan pokok mulai naik akibat tingginya permintaan.

Harga daging sapi melonjak dari Rp90.000 menjadi Rp130.000 per kilogram, daging ayam naik dari Rp32.000 menjadi Rp38.000 per kilogram. Serta, harga telur ayam ras meningkat dari Rp50.000 menjadi Rp55.000 per tray.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga yang berlebihan dan menjaga stabilitas inflasi, Pemerintah Kota Mataram akan menggelar pasar rakyat secara bergilir di enam kecamatan. Mulai tanggal 2 hingga 12 Juni 2025.

IKLAN

“Inflasi memang sulit dihindari, namun pemerintah harus menjamin ketersediaan pasokan. Agar supply dan demand bisa bertemu di tengah dan harga kembali stabil,” pungkas Asisten I Setda Kota Mataram ini.(*)

Berita Terkait

Back to top button