Sumbawa

Pimpin Upacara Hari Agraria 2025, Bupati Jarot Tegaskan Tata Ruang Jangan Jadi Alat “Cuan”

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP., mengingatkan pentingnya menjaga ruang hidup dari kepentingan ekonomi sempit.

Pesan itu ia sampaikan saat memimpin upacara Hari Agraria dan Tata Ruang (HANTARU) 2025 di halaman Kantor Pertanahan Kabupaten Sumbawa, Rabu, 24 September 2025.

Dalam amanatnya, Jarot -sapaan Bupati Sumbawa– membacakan sambutan resmi dari Menteri ATR/BPN. Ia juga menegaskan, persoalan agraria dan tata ruang bukan sekadar urusan teknis. Menurutnya, tata ruang menyangkut masa depan daerah, lingkungan, dan keseimbangan hidup masyarakat.

“Tata ruang jangan berubah menjadi tata uang. Jangan sampai ruang-ruang yang harusnya untuk publik justru berubah jadi alat cuan segelintir pihak,” tegasnya.

Bupati Jarot menekankan, pengelolaan ruang tidak boleh berdasarkan kepentingan pasar semata. Ia mengingatkan, seluruh pemangku kepentingan agar disiplin dalam perencanaan dan pengendalian tata ruang.

“Kalau kita biarkan ruang dijual-beli tanpa kendali, maka konflik agraria akan terus terjadi. Ini bukan soal izin bangunan semata, ini soal keberlanjutan hidup,” ujarnya.

Sertifikat Aset dan Bukti Sinergi

Usai upacara, dilakukan penyerahan sertifikat aset milik pemerintah daerah, instansi vertikal, dan desa. Penyerahan sertifikat secara simbolis kepada Bupati Sumbawa 19 bidang milik Pemkab, Kajari Sumbawa 7 bidang untuk Kejaksaan Negeri. Kemudian, Kapolres Sumbawa aset milik Polri, dan Pemdes Pemasar, Maronge 22 bidang tanah desa.

Bupati Jarot menyebut, penyerahan ini bukan sekadar legalitas administratif tetapi bagian dari tanggung jawab negara dalam menjaga aset publik dari sengketa dan mafia tanah.

Dalam kesempatan tersebut, Pemkab Sumbawa juga menerima piagam penghargaan dari kantor pertanahan atas dukungan penuh dalam percepatan sertifikasi aset daerah.

Jarot uga menyoroti pentingnya digitalisasi layanan pertanahan di daerah, sebagai bentuk pelayanan publik yang cepat, transparan, dan antikorupsi. Ia mendorong jajaran pertanahan di Sumbawa untuk terus berinovasi.

IKLAN

Tak hanya itu, Jarot turut menekankan pentingnya reforma agraria sebagai solusi jangka panjang atas ketimpangan penguasaan lahan dan konflik agraria di akar rumput.

Bupati Jarot menilai peringatan Hari Agraria bukan seremoni biasa, melainkan momen reflektif bagi semua pihak, terutama aparatur negara, dalam mengelola ruang dan tanah secara adil dan berkelanjutan.

“Ruang bukan barang dagangan. Tanah bukan komoditas politik. Ini amanah untuk kita jaga bersama demi generasi yang akan datang,” tambahnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button