Mataram (NTBSatu) – Di tengah euforia penurunan angka kemiskinan, Kota Mataram justru menghadapi tantangan baru, yakni lonjakan angka pengangguran.
Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mataram mengungkap, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada 2024 naik menjadi 4,85 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat 4,78 persen.
Kepala BPS Kota Mataram, M. Reza Nugraha Kusumowinoto menyebut, kenaikan ini bukan sekadar fluktuasi angka.
“Kita melihat gejala struktural di sini. Mayoritas pengangguran berasal dari lulusan SMA dan SMK. Artinya, ada jurang menganga antara kompetensi yang ditawarkan tenaga kerja dengan kebutuhan pasar saat ini,” jelas Reza, Jumat 23 Mei 2025.
Ia menambahkan, pasar kerja formal maupun industri berkembang semakin menuntut keahlian spesifik yang tidak dimiliki oleh lulusan pendidikan menengah ke bawah. Alhasil, mereka kesulitan menembus persaingan yang kian ketat.
Urbanisasi: Antara Harapan dan Realita
Sebagai ibu kota provinsi, Mataram menjadi magnet bagi pencari kerja dari berbagai daerah. Namun, tidak semua berakhir manis. Banyak pendatang yang tiba dengan harapan tinggi, tapi belum terserap ke dalam lapangan kerja, justru menambah angka pengangguran.
“Pada tahap awal mereka belum punya pekerjaan, tapi langsung masuk hitungan pengangguran terbuka,” jelas Reza.
Reza menekankan, lonjakan TPT ini seharusnya tidak dianggap sebagai kemunduran, melainkan sinyal untuk refleksi dan aksi nyata.
“Ini bukan kemerosotan kinerja, tapi bahan bakar untuk meningkatkan daya dorong pemerintah dalam membuka lebih banyak lapangan kerja,” tegasnya.
BPS menyarankan agar Pemkot Mataram dan stakeholder terkait lebih fokus mengembangkan sektor padat karya yang terbukti menyerap banyak tenaga kerja, seperti perdagangan, kuliner, dan pariwisata.
“Sektor-sektor ini cepat bergerak dan butuh banyak tangan. Ini bisa jadi kunci untuk menyerap tenaga kerja berpendidikan menengah,” tandas Reza. (*)