Gangguan Mental di NTB dan Nasional Didominasi Usia Produktif, Jadi Agenda Serius Ganjar Pranowo

Sekitar 2,45 juta lainnya bahkan sudah mengalami gangguan mental dan harus menjalani perawatan. Proporsi itu cukup mengkhawatirkan mengingat hampir 20 persen dari total penduduk Indonesia berada dalam rentang usia 10–19 tahun.
Jenis gangguan kesehatan mental yang dialami remaja seperti gangguan cemas (fobia sosial), gangguan depresi mayor, gangguan perilaku, gangguan stres pascatrauma (PTSD), hingga gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
’’Jangan salah lho, ini persoalan serius. Saya ketemu dengan anak-anak yang punya pengalaman soal ini. Mereka cerita, banyak lho yang sampai bunuh diri, memakai narkoba, dan lainnya,” ucapnya dikutip dari jawapost.com.
Berita Terkini:
- Dispar NTB Patroli Online Awasi Kenaikan Harga Hotel tak Wajar Jelang MotoGP Mandalika 2025
- Mengenal M. Qodari, Kepala Kantor Staf Kepresidenan Pengganti AM Putranto
- 90 Siswa di Empang Sumbawa Diduga Keracunan MBG, Program Dihentikan Sementara
- Draf Sudah Masuk, DPRD NTB Segera Godok Perda Retribusi dan Reklamasi Pasca-Tambang
Untuk itu, Ganjar berkomitmen untuk peduli pada persoalan tersebut. Salah satu program yang dia persiapkan jika terpilih menjadi presiden adalah memperbanyak tempat layanan kesehatan mental di masyarakat. Ganjar berkomitmen membangun pos pelayanan konseling tentang kesehatan mental di banyak tempat. Misalnya, di kampus, puskesmas, dan rumah sakit umum.
’’Solusi yang kami berikan adalah membuka pos konseling mental health di banyak tempat di Indonesia agar masyarakat mudah mengakses. Bisa di kampus, layanan kesehatan jiwa di puskesmas, hingga seluruh rumah sakit umum,” pungkasnya. (HAK*)