Politik

Sepak Terjang Karier Politik Amien Rais: Dulu Pendiri, Kini Digugat Partai Ummat

Jakarta (NTBSatu) – Amien Rais kembali mewarnai perpolitikan Tanah Air, usai namanya disebut melakukan pelanggaran sebagai Ketua Majelis Syura Partai Ummat.

Sejumlah Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Ummat memprotes Mantan Ketua MPR itu, karena menurutnya AD/ART partai tak mencerminkan prinsip demokrasi.

Anggota Mahkamah Partai Ummat, Herman Kadir menyebut, Majelis Syura Partai Ummat di bawah kepemimpinan Amien Rais mengesahkan AD/ART yang baru tanpa melalui mekanisme Musyawarah Nasional (Munas) ataupun Rapat Kerja Nasional (Rakernas).

Sebanyak 24 DPW Partai Ummat pun melakukan somasi. Jika tak mendapat respons Kementerian Hukum, pihaknya akan menggugat AD/ART partai tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

IKLAN

Herman Kadir menegaskan, Majelis Syura Partai Ummat yang Amien Rais pimpin telah menyimpang dari nilai dan prinsip keadilan.

“Partai ini didirikan untuk menegakkan keadilan dan melawan kezaliman. Tapi, kenapa kita sendiri yang berbuat zalim?. Apalagi sama kader,” ujar Herman kepada wartawan dikutip Kamis, 19 Mei 2025.

“Kami akan mengajukan perlawanan. Saya sebagai ketua tim hukum dari teman-teman DPW dan DPD akan mengajukan perlawanan terhadap kesewenangan Majelis Syuro dan DPP ini,” sambungnya.

IKLAN

Ketidakpuasan kader Partai Ummat kepada Amien Rais, seakan menambah asam garam dalam karier politiknya. Berikut perjalanan politik Amien Rais sejak dulu hinggi kini:

Gagal di Pilpres Tahun 2004

Amien Rais pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 maju sebagai Calon Presiden (Capres), dengan dukungan delapan partai politik. Kedepalan partai politik itu adalah Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bintang Reformasi (PBR).

Selanjutnya, Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK), Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, Partai Penegak Demokrasi Indonesia. Lalu, Partai Sarikat Indonesia, dan Partai Buruh Sosial Demokrat.

IKLAN

Amien Rais berpasangan dengan Siswono Yudo Husodo dan mendapatkan nomor urut 3, pada Pilpres 2004. Mereka bersaing dengan Wiranto-Salahuddin Wahid, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar.

Namun, mereka gagal pada kontestasi tersebut, setelah hanya meraih 17,39 juta suara atau 14,66 persen, meski sudah mendapat dukungan delapan partai.

1 2Laman berikutnya

Alan Ananami

Jurnalis Nasional

Berita Terkait

Back to top button