Jakarta (NTBSatu) – Anggota Komisi V DPR RI Dapil NTB I, Mori Hanafi merespons terkait rencana Pemerintah Pusat membuka relaksasi ekspor konsentrat PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengaku, telah menegosiasi ke Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia terkait pemberian relaksasi ekspor bahan mentah bagi PT AMNT.
Sikap itu Tito sampaikan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi NTB Tahun 2025, di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, Rabu, 4 Juni 2025.
Menurut Mori, terhentinya ekspor konsentrat tersebut karena Smelter PT AMNT di KSB belum optimal dimanfaatkan. Ia menyebut, hal ini membuat pemerintah daerah jadi serba salah.
“Sebenarnya kejadian ini pernah terjadi di era Presiden Joko Widodo. Pak Jokowi datang dua kali untuk melihat perkembangan proyek Smelter di KSB itu,” ujarnya kepada NTBSatu, Selasa, 17 Juni 2025.
Berdasarkan penelusuran NTBSatu, Presiden Jokowi mengunjungi Smelter PT AMNT pertama kali pada Selasa, 20 Juni 2025. Kemudian, kunjungan kedua ketika meresmikan Smelter pada Senin, 23 September 2025 lalu.
Lebih lanjut, Mori mengungkapkan, perampungan proyek Smelter PT AMNT merupakan tuntutan dari pemerintah di bawah Kementerian ESDM untuk segera difungsikan.
Oleh sebab itu, ia menduga, larangan ekspor PT AMNT terjadi akibat belum maksimalnya pemanfaatan Smelter, yang sebelumnya menjadi komitmen antara pemerintah pusat dengan PT AMNT.
Optimalisasi Smelter Tidak Mudah
Di samping itu, Mori menilai, keberadaan Smelter ini adalah sesuatu yang baru di Indonesia, khusunya untuk PT Amman Mineral. Ia mengatakan, proses pemurnian unsur-unsur tambang tidaklah mudah dan membutuhkan investasi yang tinggi.
“Optimalisasi Smelter ini enggak semudah yang disampaikan Pak Tito. Berat itu. Dulu, Pak Presiden Jokowi aja datang ke KSB untuk yang kedua kali. Pada saat itu, AMNT stop ekspor. Jadi, Smelter ini adalah barang baru buat PT Amman dan negara kita,” tegas Mori.
Untuk memkasimalkan keberadaan Smelter, Mori menyampaikan, perlu adanya pembelajaran lebih lanjut oleh PT AMNT dalam mengoperasionalkan.
“Memang harus sama-sama saling membantu. Bayangkan nilai investasinya dahsyat. Jadi ini dalam rangka tugas kita bersama untuk mendorong pemanfaatan Smelter,” tutur Mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB ini.
Tak hanya itu, Ketua DPW NasDem NTB ini menyinggung pembayaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) oleh PT AMNT, yang sangat mempengaruhi pendapatan dan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Tidak bisa dipungkiri, pajak bahan bakar aja, itu PT Amman Mineral kalau belum bayar, daerah itu masih minus. Dalam kompononen PBBKB itu, kalau Amman sudah bayar pasti plus lagi itu pertumbuhan ekonomi NTB. Apalagi kalau dibuka ekspor tambang,” ungkapnya.
Pemprov NTB dan PT AMNT Harus Kerja Sama
Solusi untuk mengatasi masalah ini, kata Mori, PT Amman Mineral bersama Pemprov NTB harus berkolaborasi untuk melobi ke Pemerintah Pusat untuk membuka relaksasi tambang.
“Saya dalam posisi belum tahu, apakah sudah lobi ke pemerintah atau tidak. Tapi, tidak bisa sendiri-sendiri. PT Amman sendiri, Pemprov sendiri,” terangnya.
“Dulu, kalau saya tidak salah ingat, PT Amman boleh melakukan ekspor, tapi pajaknya di tambah 15 persen. Yang penting buka keran ekspornya dan 15 persen itu nggak kecil loh. Secara teknis sejujurnya saya kurang ikuti lagi soal PT AMNT semenjak di DPR RI, beda ketika saya masih Pimpinan DPRD Provinsi NTB,” tambahnya.
Sebelumnya, Jokowi meresmikan Smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT Amman Mineral Internasional di Sumbawa Barat. Nilai investasi pembangunan Smelter tersebut sebesar Rp 21 triliun.
“Dengan investasi Rp 21 triliun ini bukan uang yang kecil. Investasi ini sangat besar,” ujar Jokowi, Senin, 23 September 2024.
Sebagai informasi tambahan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor NTB di bulan Juli mengalami kenaikan daripada Juni 2023 lalu. Kenaikan itu terjadi, setelah PT AMNT mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga dari Kementerian Perdagangan sebanyak 900.000 wet ton.
Kepala BPS NTB, Wahyudin mengatakan, nilai ekspor pada Juli sebesar 84,11 juta dollar Amerika Serikat atau mengalami kenaikan sebesar 2.994,52 persen daripada bulan Juni 2023. (*)