Selain itu, ia mengatakan, di rezim Jokowi juga harga kebutuhan pokok masyarakat sangat sulit diprediksi. Ia menilai, pemerintahan Jokowi tidak memiliki perencanaan terkait dengan kebutuhan pokok rakyat.
Pada pemerintahan presiden sebelumnya, ia melihat ada sebuah keterbukaan harga yang diberikan oleh negara. Tetapi pada rezim Jokowi, menurutnya sinyal harga agar rakyat bisa menyesuaikan sangat tidak terlihat dan bahkan takut untuk diumumkan secara reguler.
“Zaman pak Harto harga cabe merah, kriting, bawang putih, kebutuhan pokok diucapkan oleh pak Harmoko harganya setiap minggu, agar rakyat bisa buat perencanaan,” ucapnya.
“Tapi sekarang mana ada pejabat yang berani mengatakan harga cabai satu bulan ke depan segini, takut. Jadi tidak ada sinyal dari negara bahwa rakyat bisa buat perencanaan, jadi tidak dikendalikan,” tandasnya. (ADH)
Baca Juga :