“Ada 350 tas kain yang ditukar dan 100 sedotan stenlis untuk pengganti sedotan plastik. Warga Kota Mataram menyambut baik rencana pembatasan plastik sekali pakai”, ujar Hermawan Some selaku Koordinator Komunitas Nol Sampah.
Warga juga dijelaskan mengenai dampak pemakaian plastik terhadap lingkungan. Butuh waktu ratusan tahun agar plastik dapat terurai. Selain itu maraknya kasus satwa mati karena menelan atau terlilit sampah kresek.
Untuk membuat satu ton kresek, dibutuhkan 12 barel minyak. Proses pembuatannya juga akan menghasilkan zat pencemar, terlebih lagi bahaya yang mengintai jika kresek atau plastik tersebut dibakar.
Berdasarkan Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (https://sipsn.menlhk.go.id), jumlah sampah plastik di Kota Mataram terus meningkat. Tahun 2021 sampah plastik di Kota Mataram hanya 9%, tahun 2022 meningkat menjadi 14,9%. Timbulan sampah di Kota Mataram sehari mencapai 264,21 ton per hari.
Baca Juga :