Kota Mataram
Sholeha, Remaja Tuli Asal Mataram Suarakan Kebersihan dan Kesehatan Menstruasi di Rwanda
Riset tersebut juga menunjukkan, kalau masih ada mitos-mitos terkait larangan saat menstruasi, seperti tidak boleh memasak dan membuat kue, tidak boleh bertani dan berkebun.
“Sehingga, selain membutuhkan sarana MKM yang memadai, upaya untuk menghapus stigma negatif terkait menstruasi juga sangat diperlukan,” tuturnya.
Dalam riset yang berbeda, Plan Indonesia bersama SMERU juga menemukan, kalau orang tua masih enggan menjelaskan tentang menstruasi kepada anak perempuan mereka.
Masih ada 63 persen orang tua tidak pernah melakukan edukasi ini. Dampaknya, remaja perempuan tidak terlalu memahami manajemen kebersihan menstruasi yang menyebabkan 79 persen anak perempuan yang tidak pernah mengganti pembalutnya saat di sekolah.
Baca Juga :
- Rute Baru Penerbangan Lombok – Malang Resmi Beroperasi
- DPRD Kota Mataram Pastikan tak Ada Program “Siluman” di APBD 2026
- Mataram Darurat Sampah, DLH Akui Kewalahan Hadapi Tumpukan 150 Ton Tiap Hari
- Sampaikan Keberatan ke Dewan, Hasil Seleksi Komisi Informasi NTB Diminta Dibatalkan
- Dua OPD Pemkab Lombok Timur Raih PAD Paling Jeblok 2025



