Lombok Barat

Antrean Truk Pengangkut Sapi di Pelabuhan Gili Mas Diwarnai Dugaan Pungli

Mataram (NTB Satu) – Oknum tak bertanggung jawab memanfaatkan situasi di tengah antrean truk pengangkut sapi di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat.

Sopir yang sedang menahan kesabaran saat antrean masuk hari keenam itu, malah jadi korban dugaan pungutan liar (Pungli).

“Sempat semalam ada yang minta-minta uang sewa kapal kepada kami sebesar Rp100 ribu per orang. Ada yang kasih dan ada juga yang tidak,” ungkap Jufri, salah seorang pemilik sapi konfirmasi NTBSatu, Sabtu, 20 Mei 2023.

Modus yang dijalankan, oknum yang mengaku sebagai petugas jaga di pintu masuk menuju kapal itu meminta pungutan Rp100.000 per penjaga sapi yang ikut dalam truk sebelum naik ke kapal. Bahkan pelaku sempat negosiasi. “Hitung berapa jumlah kalian. Kalau delapan orang penjaga sapi, hitung empat orang. Total jadinya Rp400.000,” kata Budi, peternak asal Desa Waro Kecamatan Monta, Kabupaten Bima mengutip kata kata oknum.

Adi sempat protes, karena semua biaya apapun terkait tiket sampai pengangkutan sudah diberikan kepada jasa ekspedisi. Tapi pelaku ngotot minta uang, namun alasannya berubah.

“Katanya untuk uang makan dua kali selama di kapal. Kalau ndak dikasih, dia ancam truk ndak dikasi naik kapal,” ungkap Adi.

Akhirnya mereka pasrah, daripada risiko truk tidak dimuat. Begitu di atas kapal, mereka mengaku merasa tertipu, karena hanya diberikan satu kotak nasi. “Ini jelas pungli,” protes Adi.

Jufri menambahkan, tidak tahu persis dari pihak mana oknum yang melakukan Pungli tersebut. Namun, setelah ia konfirmasi langsung dari pihak petugas Pelabuhan, tidak ada pungutan apapun kepada para sopir maupun pemilik ternak.

“Udah saya tanyakan pihak pengelola pelabuhan dan mengatakan bukan dari mereka yang melakukan itu, mungkin itu dari pihak oknum lain yang tidak bertanggung jawab,” lanjut Jufri.

Antrean hari keenam ini sebagai dampak kurangnya armada kapal pengangkut di Pelabuhan Internasional itu. Selain jadi korban pungli, mereka mulai mengeluhkan cuaca yang panas, apalagi tidak ada pohon pelindung di area parkir Pelabuhan.

Adi Bahrudin, kelompok ternak lainnya, juga mengakui praktik dugaan pungli tersebut dan dialami sejumlah peternak. “Praktik itu ada, dialami teman teman peternak,” kata Adi.

Salah satu korban pungli adalah anggota kelompok ternaknya.


Lihat juga:
1 2Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button