Mataram (NTBSatu) – Wali Kota Bima periode 2018-2023, H.M Lutfi mengaku menjadi korban politik atas kasus korupsi yang menimpanya.
Hal itu diungkap Lutfi kepada wartawan usai istrinya, Eliya Alwaini dan keluarga lainnya menjadi saksi beberapa waktu lalu.
“Saya di akhir masa jabatan ingin diberikan penghargaan oleh majalah Tempo sebagai apresiasi tokoh Indonesia. Tetapi saya dihadang oleh lawan-lawan politik,” kata Lutfi.
Menurut pria berkacamata ini, kasus ini merupakan pencekalan dirinya sebagai tokoh politik. Karena Lutfi menganggap lawannya tidak menginginkan dirinya kembali memimpin Kota Bima. Bahkan, Lutfi mengklaim bahwa dirinya tidak mampu dikalahkan.
“Saya ini yakin tidak bisa dikalahkan oleh mereka (lawan politik), sehingga mereka menempuh cara-cara seperti ini,” tegasnya.
Berita Terkini:
- Salat Iduladha di LEM, Khatib Ajak Jemaah Teladani Nabi Ibrahim dalam Menghadapi Ujian
- Fahri Hamzah Bertemu Seskab Teddy, Berdiskusi Santai Ditemani Air Kelapa hingga Nasi Padang
- Guru Besar Unram Minta Gubernur Batalkan Rekomendasi 7 Calon Direksi Bank NTB Syariah
- 113 Dosen Lolos Hibah, STKIP Taman Siswa Bima Gelar Koordinasi Teknis dan Penguatan Publikasi
Diakui mantan anggota DPR RI ini, kesaksian sejumlah pihak yang dihadirkan di ruang sidang PN Tipikor Mataram merupakan rekayasa.
“Banyak kebohongan saksi yang ada,” ucapnya.
Sebagian kontraktor di Kota Bima pun dianggap sebagai musuh politiknya. Mulyono atau Baba Ngeng, misalnya.
“Itu dulu, ya. Nanti kita sampaikan lagi,” ucapnya.