Daerah NTB

Pendapatan Petani Pekebunan Turun,Ini Sekenario Distanbun NTB untuk Dongkrak Pendapatan

Mataram (NTB Satu) – Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB menyiapkan beberapa sekenario untuk menaikkan pendapatan petani, terutama petani pada sub sektor perkebunan yang pendapatannya masih dibawah 100 atau dengan kata lain masih tetap merugi.

Karena Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) pada Mei 2022 tercatat 104 atau turun 0,27 persen dibanding April 2022. Penyebab turunnya nilai tukar petani akibat anjloknya harga komoditas utama seperti jagung, cabai rawit, sapi potong, dan ayam ras. BPS juga mencatat naiknya harga pupuk dan obat-obatan menjadi pendorong turunnya nilai tukar petani.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Fathul Gani menyebut rendahanya NTP ini salah satunya akibat tingginya operasional yang dikeluarkan petani dalam menjalankan usaha pertanian dari hulu ke hilir.

“Operasional petani untuk membeli pupuk anorganik yang mahal, apalagi yang non subsidi, ada pupuk subsidi tetapi jumlahnya terbatas. Oleh sebab itu untuk mengatasi permasalahan nilai tukar petani, kami mendorong petani di NTB untuk beralih ke pupuk organik. Biaya perawatan tanaman dengan pupuk organik bisa lebih murah dan hasil pertanian, perkebunan lebih bagus, sehingga harganya bisa lebih layak,” ujarnya, Jumat 3 Mei 2022.

Pemprov NTB sedang melakukan upaya untuk mendorong petani di NTB untuk mau beralih ke pupuk organik. Fathul Gani menjelaskan, salah satu yang dilakukan dengan melakukan pendampingan berkelanjutan melalui penyuluh pertanian, untuk mengawal transisi dari pupuk anorganik ke organik.

IKLAN

“Kami juga melakukan upaya meningkatkan pengetahuan para penyuluh pertanian soal pupuk kompos, tata cara pemeliharaan tanaman. Secara bersamaan kami juga terus mendorong petani beralih ke pupuk organik. Langkah yang paling efektif melalui program percontohan, karena petani kita pasti butuh bukti, bagaimana bertani yang baik dengan pupuk organik,” kata dia.

Selain itu, mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB ini menyebut, upaya lain adalah meningkatkan kualitas hasil pertanian. Dengan mendorong petani lebih melek untuk menerapkan teknologi pertanian. Misalnya teknologi pertanian sederhana. (ABG)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button