BERITA LOKALKota Mataram

Kondisi Pasar Seni Sayang-sayang: Hidup Segan Mati tak Mau

Mataram (NTBSatu) – Kondisi sentra kerajinan di Kota Mataram, yakni Pasar Seni Sayang-sayang tampak miris. Pasalnya, sejak gempa 2018, dilanjutkan pandemi Covid-19 tahun 2020, sejumlah UMKM kerajinan yang ada di sana berhenti operasional.

“Untuk jumlah keseluruhan ada 24 UMKM kerajinan di Pasar Seni Sayang-sayang, tetapi sejak gempa dan Covid-19, tersisa hanya 15 UMKM. Bahkan, ada yang tidak pernah buka sama sekali,” kata Humas Pasar Seni Sayang-sayang, Ahmad Zulkarnaen, Jumat, 8 Maret 2024

Selain jumlah UMKM yang berjualan semakin sedikit, kondisi bangunan di Pasar Seni Sayang-sayang juga tak terawat. Berdasarkan pantauan NTBSatu kemarin, terdapat bangunan ruko yang atapnya mulai rusak.

Hal yang sama juga terjadi pada bangunan aula tengah Pasar Seni Sayang-Sayang, yang biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan dan pertunjukkan seni budaya.

Pihak UMKM setempat juga sempat meminta kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram untuk merapikan sejumlah pohon di sana. Namun, hingga kini tak pernah dirapikan.

Berita Terkini:

“Akhirnya, kita sesama UMKM saja yang terus berusaha berjuang untuk kembali menghidupkan Pasar Seni Sayang-Sayang. Karena kondisinya itu seperti hidup segan mati tak mau,” jelas Zulkarnaen.

Setelah mulai bergairah kembali pada akhir 2023 lalu, pihaknya pun diajak oleh Paguyuban Perkerisan Sasak (Pasek) NTB untuk terus menggiatkan kegiatan di Pasar Seni Sayang-sayang.

Sehingga harapan ke depannya, dengan kolaborasi antara UMKM Pasar Seni Sayang-sayang dan Pasek NTB dapat menghidupkan kembali sentra kerajinan Kota Mataram ini. Agar dapat mendatangkan para wisatawan untuk berkunjung.

“Kami bersama-sama para UMKM di Pasar Seni Sayang-sayang juga mulai menjemput bola, berkolaborasi dengan para travel untuk mengajak para tamunya ke sini,” ujar Kepala Lingkungan Rungkang Jangkuk, Kelurahan Sayang-Sayang, Kota Mataram ini.

Pihaknya juga berharap kepada Dinas Pariwisata Kota Mataram maupun Provinsi NTB agar wisatawan kapal pesiar yang sering berkunjung ke Lombok, salah satu rutenya ke Pasar Seni Sayang-sayang.

“Ini yang sedang kita usahakan untuk tahun ini. Karena pada tahun kemarin, kelihatan banyak wisatawan kapal pesiar yang datang ke Lombok tetapi hanya sekali saja ke Pasar Seni Sayang-sayang,” tutur Zulkarnaen. (JEF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button