Tangis Korban Banjir Mataram, Ceritakan Terjebak di Dalam Kamar

Mataram (NTBSatu) – Banjir besar yang menghantam Kota Mataram pada Minggu, 6 Juli 2025, memicu kepanikan serta meninggalkan trauma mendalam bagi warga terdampak.
Salah satu warga yang menjadi korban banjir di Perumahan Riverside, Made Ayu membagikan kisah mencekam saat air mulai masuk ke dalam rumahnya secara tiba-tiba.
Ia mengungkapkan bahwa air awalnya hanya terlihat seperti genangan kecil. Namun dalam hitungan menit, ketinggiannya meningkat drastis dan mengalir deras ke dalam rumah, membuatnya panik.
Sejak mulai tinggal di kawasan tersebut pada tahun 2015, Made belum pernah mengalami banjir separah ini. “Dari tahun 2015, baru sekarang kejadian begini,” ujarnya sambil menangis, Senin, 7 Juli 2025.
Made sempat mencoba mengamankan diri ketika air masih setinggi lutut. Ia bergegas keluar kamar untuk mematikan saklar listrik, demi menghindari risiko tersengat arus.
“Saya kan awalnya airnya masih segini. Saya jalan keluar untuk matikan saklar listrik biar tidak kesetrum,” jelasnya
Setelah itu, ia kembali ke dalam kamar untuk mengambil ponsel. Namun, pintu kamar tak bisa dibuka dari dalam.
“Saya matikan dan balik ke kamar saya untuk ambil handphone, kemudian tiba-tiba tidak bisa dibuka pintunya,” ungkapnya dengan panik
Dalam situasi yang penuh kepanikan, Made Ayu mengaku terjebak di dalam kamar selama kurang lebih 15 menit tanpa bisa keluar.
“Saya terjebak di dalam kamar, Sekitar 15 menit,” ungkapnya sambil menangis
Made Ayu juga mengungkapkan, sejumlah barang berharga tidak sempat terselamatkan saat banjir datang secara tiba-tiba. Salah satunya adalah dokumen penting seperti BPKB kendaraan yang tersimpan di dalam mobil.
Akibat peristiwa ini, Made mengalami kerugian besar akibat banjir yang melanda kawasan tempat tinggalnya. Mobil miliknya ikut hanyut terbawa arus bersama sejumlah barang berharga yang tersimpan di dalamnya.
Selain itu, kondisi rumahnya pun mengalami kerusakan cukup parah. Air yang masuk dengan deras merusak perabotan, merendam seluruh ruangan, dan meninggalkan lumpur serta sampah berserakan di setiap sudut rumah.
Hujan Mengguyur Sejak Siang
Kesaksian lain datang dari warga bernama Hanse Chuan. Ia menjelaskan bahwa hujan mulai mengguyur sekitar pukul 13.30 Wita Satu jam setelahnya, air sudah mulai meninggi secara drastis.
Hanse juga menyampaikan saran dan harapannya kepada pihak pengembang dan pemerintah. Ia menilai perencanaan kawasan harus memperhitungkan potensi luapan sungai di sekitar perumahan.
Menurutnya, posisi bangunan jauh lebih rendah dari aliran sungai, sehingga sangat rawan terdampak banjir besar.
“Tanggul belakang terlalu lemah menahan arus. Saat debit sungai meningkat, air langsung menerjang tanpa penghalang,” tambahnya.
Banjir yang datang mendadak merendam rumah Hans hingga setinggi 1,5 meter dan merusak berbagai barang miliknya.
Perumahan Riverside Park tercatat sebagai salah satu titik banjir paling parah dalam peristiwa banjir yang melanda Kota Mataram.
Hingga Senin, 7 Juli 2025, BPBD Kota Mataram mencatat sebanyak 95 Kepala Keluarga terdampak banjir di wilayah tersebut. Sementara itu, proses pendataan kerugian materil dan non-materil masih terus berlangsung.
Berdasarkan pantauan NTBSatu di lapangan, Kodim bersama Tim SAR melaporkan, sejumlah kendaraan di kawasan perumahan elit itu hanyut terbawa arus banjir. Termasuk dua unit mobil pick up, satu sedan, satu BMW, satu Toyota Innova, dan tiga unit sepeda motor. (*)