Diskominfotik SumbawaSumbawa

Pemkab Sumbawa Pastikan Stok Pangan Aman, Surplus Beras Capai 39 Ribu Ton

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa memastikan, kondisi ketahanan pangan daerah berada pada level aman melalui analisis rutin Dinas Ketahanan Pangan (DKP).

Pemkab Sumbawa mencatat, surplus beras mencapai 39.443 ton per 7 November. Angka itu jauh melebihi kebutuhan bulanan masyarakat yang berada di posisi 4.087 ton.

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sumbawa, Syaihuddin, SP., menegaskan, surplus ini menunjukkan Pemkab Sumbawa berada dalam posisi kuat menghadapi potensi gangguan pangan.

“Dengan jumlah tersebut, Sumbawa bisa bertahan hingga 35 minggu tanpa tambahan pasokan baru,” ujarnya kepada NTBSatu, Jumat, 14 November 2025.

Ia menjelaskan, Pemkab Sumbawa memonitor ketersediaan 12 kelompok pangan, termasuk beras, sayur, ikan, buah, telur, dan umbi-umbian.

Pemantauan melalui neraca pangan, prognosis pangan, hingga Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Semua data itu menjadi dasar rekomendasi kebijakan bagi Pemerintah Kabupaten Sumbawa.

Menurutnya, tidak semua komoditas bisa distok dalam jumlah besar. Misalnya, telur dan daging ayam yang sangat rentan terhadap gejolak harga sehingga penyimpanannya tidak bisa lama.

DKP juga mencatat, Sumbawa bukan sentra produksi kedelai dan bawang putih. Sehingga, Pemkab Sumbawa mendatangkan dua komoditas itu dari luar untuk menjaga kelancaran produksi seperti tahu dan tempe.

Selain ketersediaan, DKP Sumbawa memetakan daerah rawan pangan. Berdasarkan analisis tahun 2024, terdapat 17 desa masuk kategori rawan, termasuk Pulau Bugis Medang, Pulau Moyo, dan seluruh desa di Orong Telu.

“Faktor penyebabnya beragam seperti keterbatasan lahan pangan, akses air bersih, hingga jumlah tenaga kesehatan,” jelas Syaihuddin.

Walau demikian, Pemkab Sumbawa menyatakan, kondisi pangan tetap terkendali. Ketersediaan beras yang kuat, ditambah kesiapan Bulog dalam menjaga Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) menjadikan Sumbawa berada dalam posisi aman menghadapi fluktuasi pangan nasional.

“Kami terus menjaga agar stok tetap terjaga dan masyarakat tidak menghadapi krisis pangan,” tegas Syaihuddin. (*)

IKLAN

Berita Terkait

Back to top button