Mataram (NTBSatu) – MAN 2 Mataram menggelar Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) tanggal 21 sampai 31 Agustus 2024. Sebanyak 480 peserta yang berasal dari kelas XI terlibat dalam asesmen tahun ini.
Kepala MAN 2 Mataram, H. Lalu Syauki MS mengatakan, AKMI terlaksana dalam empat gelombang. Dalam satu gelombang, terdapat dua sesi. Sedangkan, dalam satu sesi, terdapat sebanyak 75 peserta.
Syauki menerangkan, tidak seluruh madrasah dapat menggelar AKMI. Sebab, World Bank memilih dengan sendiri madrasah yang dapat menggelar asesmen tersebut.
Ia menjelaskan, pemerintah tidak lagi menerapkan ujian nasional, maka sekolah mesti menjalani kebijakan yang baru. Pemerintah mengharuskan SMA sederajat untuk menerapkan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Selain itu, pemerintah juga mengharuskan untuk menerapkan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) bagi madrasah. AKMI merupakan proyek percontohan.
“MAN 2 Mataram selalu terpilih sebagai sekolah untuk proyek percontohan,” ungkap Syauki kepada NTBSatu, Senin, 26 Agustus 2024.
Dalam melaksanakan AKMI, MAN 2 Mataram menetapkan siswa-siswi kelas XI sebagai peserta ujian. Setelah melaksanakan AKMI, pemerintah akan mengeluarkan rapor. Maka, Syauki akan menunggu rapor tersebut.
Sebagai informasi, soal dalam AKMI bukanlah materi mata pelajaran yang bersifat hapalan, melainkan analisis. Analisis tersebut berkaitan dengan literasi, numerasi, dan sains.
Kemendikbudristek dan Kemenag akan menggunakan hasil AKMI sebagai bahan penyusunan rapor. Dengan capaian yang baik, pihaknya mengharapkan proses tumbuh kembang siswa makin maksimal.
“Dari rapor tersebut, akan tersusun kebijakan-kebijakan yang relevan, sesuai dengan kebutuhan siswa dan sekolah,” tandas Syauki.
Tentang AKMI dan Penerapannya
Sebagai informasi, AKMI merupakan penilaian kompetensi mendasar terhadap seluruh murid madrasah jenjang MI, MTs, dan MA sebagai alat ukur untuk mengembangkan kapasitas. Serta, berpartisipasi positif pada masyarakat.
AKMI adalah asesmen yang terlaksana pada siswa madrasah sebagai metode penilaian yang komprehensif untuk mendiagnosis kelebihan dan kelemahan siswa. Kelebihan dan kelemahan itu menyangkut pada bidang literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains, dan literasi sosial budaya, termasuk survei karakter.
Guru dan madrasah dapat menggunakan hasil asesmen itu untuk memperbaiki layanan pendidikan yang dibutuhkan siswa sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. (*)