ADVERTORIALPendidikan

Dorong Ekonomi Hijau, Ummat Latih Warga Batu Bolong Griya Olah Limbah Ternak Jadi Kompos

Mataram (NTBSatu) – Limbah kotoran ternak yang selama ini menjadi masalah lingkungan di Dusun Batu Bolong Griya, Desa Batu Layar Barat, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, kini mulai diolah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.

Tim pengabdian dari Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat), memprakarasi upaya ini melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan pada Minggu, 25 Mei 2025.

Kegiatan bertajuk Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Kompos dari Kotoran Sapi sebagai Solusi Ramah Lingkungan bagi Petani dan Peternak di Sekitar KHDTK UMMAT” ini, menyasar petani dan peternak yang tergabung dalam Kelompok Tani Batu Bolong Sejahtera.

Mereka selama ini menghadapi persoalan limbah kotoran sapi yang menumpuk di sekitar kandang, dan sebagian dibuang langsung ke sungai di belakang permukiman.

IKLAN

Padahal, warga di hilir memanfaatkan sungai tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini menimbulkan bau tak sedap dan mencemari lingkungan, sekaligus mencerminkan belum optimalnya literasi lingkungan masyarakat setempat.

Tim pengabdian Ummat yang terdiri dari beberapa dosen yaitu Erni Romansyah, S.TP, M.Sc.; Muliatiningsih, Sp., MP.; Suhairin, SP., M.Si.. Kemudian, Nur Annisa Istiqamah, S.TP., M.T.; dan Dr. Junaidin, S.Pd., M.Pd. Serta mahasiswa, yaitu Ikbal Zuliawan dan Abdul Hakim hadir dengan solusi berupa pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk kompos.

Jalannya Pelatihan

Pelatihan ini bukan sekadar sosialisasi, tapi pelaksanaannya secara praktis dan partisipatif. Tim pengabdian mengajak warga memahami manfaat pengolahan limbah ternak, mengenali bahan-bahan dasar dan alat pengomposan, serta mempraktikkan langsung proses pencampuran hingga fermentasi. Dalam sesi praktik, peserta menggunakan langsung limbah dari kandang mereka untuk menghasilkan kompos.

Evaluasi melalui metode pre-test dan post-test untuk menilai dampak kegiatan pada tiga aspek utama. Yakni ketertarikan, pemahaman, dan rencana keberlanjutan. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan.

IKLAN

Sebelum pelatihan, sebagian besar peserta belum pernah membuat kompos dan masih mengandalkan pola buang limbah seadanya. Namun setelah pelatihan, peserta menunjukkan ketertarikan aktif. Mulai memahami proses teknis pengomposan, serta memiliki niat untuk melanjutkan praktik ini secara mandiri. Beberapa peserta bahkan mengusulkan, agar pelatihan ini menjadi program berkelanjutan dengan pendampingan lanjutan.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat Ummat Ekonomi Hijau di Dusun Batu Bolong Griya
Foto bersama tim pengabdian bersama warga Dusun Batu Bolong Griya. Foto: Dok Humas Ummat

Yang menarik, pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian program pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya oleh Faperta Ummat, di wilayah sekitar Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK).

Sebelumnya, ada pelatihan pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu, pelatihan Branding Produk, pelatihan Digital Marketing, hingga Pendampingan Digitalisasi Produk.

Sementara, pada pelatihan pembuatan kompos kali ini agar produk hasil pengomposan bisa menjadi salah satu produk unggulan UMKM Batu Bolong Sejahtera. Dalam waktu dekat, kompos ini akan dikemas secara menarik dan diupayakan memperoleh merek dagang resmi.

Bangun Ketahanan Lingkungan dan Ekonomi Desa

Ketua tim pengabdian, dalam keterangannya menyampaikan, pengelolaan limbah berbasis masyarakat seperti ini merupakan strategi jangka panjang dalam membangun ketahanan lingkungan dan ekonomi desa.

IKLAN

“Ini bukan hanya soal sampah jadi pupuk. Ini adalah tentang bagaimana masyarakat bisa mengelola sumber dayanya secara mandiri, ramah lingkungan, dan bernilai ekonomi,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, Ummat berharap dapat menanamkan kesadaran bahwa limbah bukanlah akhir dari siklus produksi, melainkan awal dari peluang baru.

Program ini juga harapannya menjadi model kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat, dalam menciptakan inovasi berbasis lokal yang berdampak nyata.

Dengan semangat gotong royong dan keberlanjutan, warga Batu Bolong Griya kini menatap masa depan dengan harapan baru. Yakni menjadi pelopor pengelolaan limbah organik yang tidak hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga meningkatkan taraf ekonomi keluarga. (*)

Berita Terkait

Back to top button