Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota Mataram melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram akan meminta seluruh satgas bencana mendapatkan edukasi secara mendalam terkait potensi bencana.
Hal tersebut dilakukan agar memperkuat pemahaman mitigasi kepada masyarakat. BPBD Kota Mataram memiliki target supaya masyarakat mandiri dalam pencegahan dan penanganan bencana di wilayah masing-masing.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kondisi cuaca saat ini di Kota Mataram sudah mulai landai tetapi harus tetap waspada.
“Berdasarkan informasi, perubahan cuaca saat ini sudah mulai mengarah dari hujan ke kemarau, akan tetapi potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan deras, angin kencang, dan gelombang pasang masih berpotensi terjadi ke depan,” ujar Kepala BPBD Kota Mataram, Mahfudin Noor.
Satgas dari tingkat kecamatan, kelurahan, dan lingkungan harus tetap mengedukasi masyarakat agar tetap waspada.
Berita Terkini:
- Penetapan NTB sebagai Tuan Rumah PON 2028 Masih Tunggu SK Kemenpora
- Kabid SMK Terjaring OTT Seret Nama Kadis Dikbud NTB
- Siswi SMAN 1 Mataram Bawa Tim Hockey Indonesia Juara Asia
- Banjir di Pulau Sumbawa, 4.850 KK Terdampak dan 316 Ekor Hewan Ternak Hanyut
Beberapa wilayah yang menjadi atensi khusus, yakni kawasan di pesisir pantai dan warga yang tinggal di sejumlah aliran sungai melintasi Kota Mataram.
“Kalau edukasi ke masyarakat bisa disampaikan satgas secara langsung atau melalui pengeras suara di lingkungan masing-masing sekaligus mewujudkan pengembangan desa atau kelurahan tangguh terhadap bencana dengan upaya pengurangan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK),” jelas Mahfuddin.
Sebagai informasi, PRBBK merupakan proses pengelolaan risiko bencana melibatkan secara aktif masyarakat dalam mengkaji, menganalisis, menangani, memantau dan mengevaluasi risiko bencana untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan kemampuannya.
Tak hanya di lingkungan sekitar, Mahfudin berharap edukasi mitigasi bencana dapat dilakukan di lingkungan sekolah untuk meminimalisir dampak bencana.
“Dengan memprioritaskan sekolah yang berada di wilayah pesisir pantai melalui edukasi penanganan bencana berbasis gempa dan tsunami,” harapnya. (WIL)