Mataram (NTBSatu) – Melewati bulan pertama di tahun 2024, nampaknya Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah harus mulai berbenah.
Pasalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi bumi gora sepanjang tahun 2023 hanya sebesar 1,8 persen. Angka ini juga berada dibawah rata – rata nasional yang tercatat sebesar 5,05 persen. Jika dilihat dari 38 provinsi lainnya, pertumbuhan ekonomi NTB berada di peringkat paling bawah.
Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin, menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang hanya 1,8 persen disebabkan oleh sektor tambang yang mengalami kontraksi atau penurunan pada 2023.
“Hingga triwulan II 2023, tidak ada ekspor tambang. Izin ekspor konsentrat keluar pada bulan Juli,” kata Wahyudin di Mataram, Senin, 5 Februari 2024.
Pertumbuhan ekonomi NTB di tahun 2023 ditopang oleh 15 lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan. Sedangkan dua lapangan usaha mengalami kontraksi.
Berita Terkini:
- Kemendagri Minta Pj. Gubernur NTB Tuntaskan Masalah Honorer hingga Peningkatan Fasilitas Kesehatan
- Awal Tahun 2025, Kepala Kanwil Kemenag NTB Semangati ASN Bekerja Lebih Baik dan Siap untuk Mau Belajar
- Kanwil Kemenag NTB Bakal Gelar Rapat Evaluasi di Pulau Sumbawa untuk Pertama Kali
- Tersangka Dugaan Korupsi Rp8,2 Miliar KUR BSI Ditahan di Lapas Lombok Barat
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah konstruksi sebesar 10,87 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,97 persen, transportasi dan pergudangan sebesar 8,14 persen.
Selanjutnya, lapangan usaha jasa perusahaan tumbuh 7,40 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 6,94 persen, jasa lainnya tumbuh 6,50 persen, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 6,03 persen.