Ekonomi Bisnis

PT Amman Mineral Berharap Relaksasi Ekspor untuk Dongkrak Perekonomian NTB

Mataram (NTBSatu) – Hingga lewat kuartal I, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (Amman) belum juga mendapat relaksasi ekspor konsentrat.

Saat bersamaan, Smelter belum berfungsi optimal memproses material menjadi katoda tembaga. Sehingga, manajemen Amman berharap, relaksasi dari Kementerian ESDM segera keluar.

Hasil penjualan juga akan meningkatkan kontribusi PT. AMNT bagi perekonomian daerah dan pusat. Khusus di daerah NTB, dapat mendongkrak angka perekonomian yang minus 1,47 persen.

Berdasarkan peraturan yang berlaku sejak awal tahun ini, ekspor konsentrat memang tidak diizinkan. Penjualan hanya bisa dilakukan untuk produk katoda dan turunan dari Smelter.

IKLAN

“Pada kuartal pertama belum terdapat penjualan karena katoda tembaga pertama baru diproduksi akhir Maret 2025, dengan kuantitas yang cukup rendah,” kata Vice President Corporate Communications Amman, Kartika Octaviana melalui keterangan tertulis ke NTBSatu, Kamis 5 Juni 2025.

Kendati demikian, produksi konsentrat dari tambang Batu Hijau terus berlangsung normal. Tapi tak ada produksi katoda tembaga sebagai produk olahan, sehingga konsentrat menumpuk.

“Konsentrat tembaga tersebut telah menumpuk karena belum dapat sepenuhnya diserap oleh Smelter, akibat berbagai kendala teknis yang tidak sederhana,” kata Vina, sapaan eks Presenter Metro TV ini. Namun tak disebutkan volume material yang terkumpul.

Karena Smelter belum bisa menyerap secara optimal, gudang penyimpanan saat ini sudah mendekati level optimal.

IKLAN

Berharap Kebijakan Pemerintah

Kebijaksanaan pemerintah dan fleksibilitas kebijakan, terutama terkait penjualan konsentrat tembaga akan sangat membantu perusahaan dalam menjaga kekuatan finansial selagi berupaya mengoptimalkan Smelter.

“Meskipun demikian, PT. AMNT sebagai pelaku usaha akan selalu mematuhi peraturan yang dikeluarkan pemerintah,” ujar Vina.

Tugas pihaknya sebagai perusahaan tambang, memastikan rencana tambang yang sudah di-submit ke pemerintah melalui Kementerian ESDM itu berjalan semestinya. Sehingga, produksi konsentrat masih berjalan seperti biasa.

Tetap Upaya Optimalisasi

Terlepas dari kondisi tersebut, PT. AMNT saat ini masih terus mengoptimalisasi komisioning dan ramp up pabrik Smelter tembaga yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) itu.

Proses optimalisasi smelter membutuhkan waktu yang tidak singkat. Bahkan di berbagai belahan dunia, lanjut Vina, Smelter baru bisa berproduksi optimal dalam waktu belasan hingga puluhan bulan.

IKLAN

Proses komisioning dan ramp up smelter memang memiliki tantangan tersendiri, karena teknologi yang begitu kompleks dan terdapat ribuan komponen yang harus kami pastikan berfungsi dengan baik.

“Kami menghadapi berbagai kendala teknis yang harus terus kita tanggapi dan perbaiki seiring waktu. Proses uji coba produksi dilakukan secara bertahap dan konservatif, dengan prioritas utama pada faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),” paparnya.

Jika ada indikator yang menunjukkan perlunya dilakukan kalibrasi, produksi akan dihentikan sementara untuk perbaikan. (*)

Berita Terkait

Back to top button