Mataram (NTBSatu) – Penyampaian substansi para calon wakil presiden (cawapres) dalam debat semalam, mendapat kritikan dari sejumlah kalangan. Termasuk, dari Akademisi Geografi Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat), Dr. Syafril, S.Pd., M.Pd.
Menurutnya, rencana pembangunan ke depan yang ditujukan untuk pemerataan masih dianggap sebagai sebuah simbol oleh ketiga cawapres.
Padahal dalam kajian geografi pembangunan, kata Syafril, tujuan dari pembangunan adalah penyamarataan di segala bidang dan menemukan skala prioritas berdasarkan analisis kebutuhan seluruh rakyat. Bukan keinginan elit atau sebagian kecil orang.
“Pemerataan itu bukan simbol semata, melainkan substansi. Kalau sebatas simbol semua orang bisa berargumen. Tapi yang terpenting adalah bagaimana denyut nadi seluruh rakyat senafas dengan rencana pembangunan dari suatu rezim. Itu yang paling mendasar,” tegasnya dalam keterangannya, Sabtu, 23 Desember 2023.
Bahkan, ia berpandangan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) bukan akan menghadirkan pemerataan, melainkan memunculkan disparitas ekonomi baru.
“Harusnya pembangunan adalah melakukan pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah berdasarkan kebutuhan rakyat di wilayah tersebut. Bukan parsial hanya Kalimantan, lebih khusus lagi Kalimantan Timur,” jelasnya.
“Indonesia bukan hanya Kalimantan. Indonesia adalah dari Merauke sampai ke Sabang,” tambah Syafril.
Baca Juga : Rakor Pj. Wali Kota Bima dengan Komite, Target Hibah Lahan IAIN Bima Tuntas Akhir Desember 2023