Sementara itu, Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB telah menerima rujukan tersebut, terkait penjelasan medis kasus kembar siam ini tergolong pada jenis Paracitic Ischiopagus Conjoint Twin.
“Kami menerima rujukan pasien anak kembar siam (Paracitic ischiopagus conjoint twin) dari Lombok Timur,” ungkap Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, Lalu Herman Mahaputra atau akrab disapa Dokter Jack beberapa waktu silam.
Baca Juga:
- Jaksa Lawan Putusan Hakim, Tak Terima Bos PT GNE dan PT BAL Divonis Ringan
- WN Italia Dilaporkan ke Imigrasi Gegara Tipu dan Umpat Masyarakat Lombok Utara
- LGBT Penyumbang Kasus HIV/AIDS Terbanyak di Lombok Timur, Pentingnya Kemauan Berobat
- Pasien BPJS Lombok Timur Keluhkan Kekosongan Obat di Puskesmas
Mengutip National Library of Medicine, USA untuk kondisi kembar siam tempat penyatuan umumnya terjadi pada delapan tempat, antara lain dada (thoracopagus), umbilicus (omphalopagus), pantat (pyopagus), pinggul (ischiopagus), tempurung kepala (craniopagus), samping (parapagus), kepala (cephalopagus) atau tulang belakang (rachipagus).
Kembar siam dibedakan menjadi kembar siam simetris dan heteropagus/parasit. Kasus yang terjadi pada bayi asal Lombok Timur tergolong pada kembar siam parasit Ischiopagus. Kondisi ini terjadi ketika panggul bayi saling menempel, baik berhadapan maupun membelakangi. Diketahui jenis ini merupakan salah satu kembar siam yang paling langka. Seperlima dari kasus kembar siam ischiopagus hadir sebagai kembaran parasit.