Dompu punya seorang ulama besar kharismatik yang bernama Syekh Abdul Gani. Beliau dikenal karena kepandaiannya yang luar biasa terhadap ilmu agama. Terlebih Syekh Abdul Gani juga merupakan ulama yang sangat berpengaruh di nusantara hingga mancanegara termasuk Makkah al Mukarammah.
Ketenaran tersebut semakin terlihat ketika beliau harus menjadi Imam Masjidil Haram. Sebelum meninggalkan tanah kelahirannya, Dompu, dan tiba di Saudi Arabia, sudah banyak pemberitaan tentang sosok yang satu ini. Tawadhu dalam beribadah dan berkelakuan baik, bahkan mampu mencapai sebuah “keajaiban” pertanda kewalian seorang ulama .
Eksistensi seorang ulama seperti Syekh Abdul Gani juga turut mewarnai diterapkannya syariat Islam di tanah Dompu. Sejak saat itu, nilai-nilai Islam begitu dijunjung tinggi. Muhammad Chaidir dalam bukunya Kronik Dompo: Catatan Sejarah Dompu menulis bahwa syariat Islam di Dompu waktu itu berjalan dengan baik.
Ulama pada masa itu mempunyai peranan yang sangat penting. Mobilisasi massa maupun konsolidasi secara besar-besarnya menjadi kekuatan tersendiri. Keterlibatan ulama dalam syiar Islam semakin baik setelah memperoleh reaksi yang positif dari pemimpin setempat. Walau bagaimana pun, campur tangan pemerintah dalam berbagai sendi kehidupan merupakan prestasi tersendiri.
Dalam proses Islamisasi di Dompu misalnya, tidak ada keraguan untuk mengakui bahwa ulama menempati posisi yang sangat penting. Sebagaimana yang diketahui bahwa ulama tidak hanya memiliki otoritas di bidang keagamaan, tapi juga di bidang sosial kemasyarakatan.
Hal ini tercermin dari kewibawaan yang terus menerus diakui kekharismatisannya. Melalui peran ulama, Islam dan ajarannya kemudian dipraktekkan dalam kerangka sistim sosial budaya dengan ciri khas yang khusus. Eksistensi seorang ulama seperti Syech Abdul Gani seolah tidak bisa dipisahkan proses sejarah Islamisasi di nusantara secara keseluruhan. Ulama bisa dibilang sangat berjasa dalam memperkenalkan Islam di tengah masyarakat.
Ulama inilah yang selanjutnya memberi kontribusi sangat berarti berlangsungnya proses syiar Islam di bumi Nggahi Rawi Pahu. Kemudian juga sejak awal Islam telah menjadi bagian penting dalam proses pembentukan kesultanan, ulama senantiasa mengambil posisi di samping sultan/raja untuk memberi nasehat-nasehat spiritual keagamaan. Ulama memperoleh keistimewaan karena pengetahuannya di bidang ilmu-ilmu keIslaman yang luas.
Sebenarnya fenomena semacam ini tidak hanya terjadi di Dompu, melainkan juga terdapat di wilayah-wilayah lain di nusantara. Satu contoh misalnya Islamisasi di Samudra Pasai. Kedatangan ulama dari Mekkah tidak hanya membuat Samudra Pasai, salah satu kerajaan Islam tertua pada abad ke-13, berkembang menjadi pusat kekuatan politik Islam, tapi juga merupakan basis proses Islamisasi di masyarakat. Begitu pula dengan proses Islamisasi yang pernah terjadi di Jawa.
Lihat juga:
- GT World Challenge Asia 2025 Sukses Digelar di Sirkuit Mandalika, Pembalap dan Penonton Puas
- Selain Pengawas, Intip Syarat Jadi Pengurus Koperasi Merah Putih
- Putra Gubernur Jawa Barat Lamar Wakil Bupati Garut Usai Laga Persib Bandung Vs Barito Putera
- FIFA Hukum Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Atas Aksi Diskriminatif Suporter
- Polsek Mataram Amankan 10 Remaja Dugaan Pengeroyokan di Kos-kosan
- Proyek Siluman Smart Class Seret Kadis Dikbud NTB ke Pengadilan