Mataram (NTB Satu) – Dari 10 kabupaten/kota di Provinsi NTB, hanya 2 daerah yang memiliki Museum daerah, yaitu Kabupaten Bima dan Kabupaten Sumbawa.
Kabupaten Bima memiliki 2 Museum, yaitu Museum Asi Mbojo dan Museum Samparaja. Sedangkan, di Kabupaten Sumbawa bernama Museum Daerah Kabupaten Sumbawa.
Kepala Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam, S.H., MH mengatakan, Museum tidak hanya sebagai tempat menyimpan kekayaan sejarah dan kebudayaan masyarakat tetapi menjadi pendorong tumbuhnya rasa bangga dan cinta tanah air. Sehingga ia mendorong kabupaten/kota yang lain membangun Museum.
“Dari 2 daerah yang memiliki museum daerah di NTB, kami mendorong pemerintah daerah, walikota, bupati, DPRD untuk membuat suatu Museum, tidak perlu sempurna seperti Museum provinsi tetapi setidaknya mulai membentuk embrionya dulu di masing-masing daerah,” ungkap Ahmad.
Ahmad menjelaskan, Museum Daerah di NTB ini hanya berada di Pulau Sumbawa, sedangkan Pulau Lombok sendiri belum ada Museum. “Lombok hanya ada Museum provinsi saja dan ini sedang kami dorong supaya kabupaten/kota di Lombok membangun Museumnya sendiri,” ujar Ahmad.
“Kami sudah ke pemerintah daerah Lombok Barat dan Lombok Utara. Dari dua daerah itu, mereka cukup antusias bahwa ada pemahaman yang sama terkait benda-benda yang bernilai sejarah dan klasifikasi cagar budaya yang harus diselematkan di masyarakat,” tambah Ahmad.
Tidak hanya di tingkat kabupaten/kota, pendekatan struktural ini juga dilakukan sampai tingkat desa supaya semuanya memiliki pemahaman yang sama.
“Kami juga mendorong desa punya Museum tematik karena banyak sekali desa-desa yang punya sejarah. Misalnya, Desa Sesela di Lombok Barat itu umurnya sudah 142 tahun yang artinya dari sisi umur desa sudah lebih tua dari umur Indonesia dan Lombok Barat,” jelas Ahmad.
Ahmad berharap, sejarah dari desa-desa di NTB ini nantinya bisa dihimpun dan dibuatkan buku sehingga bisa dibaca dan diperkenalkan kepada masyarakat luas.
“Mudahan nanti juga kami bisa bekerjasama dengan DPMPD Provinsi agar mendorong desa-desa yang mengikuti lomba desa wisata, salah satu nilai unggulnya mereka membuat Museum mini atau tematik,” ungkap Ahmad.
Hal tersebut disampaikan, karena kedepannya pariwisata tidak hanya mengandalkan keindahan bentang alam tetapi harus ada story telling. ” Story telling ini penting karena wisatawan bisa mendapatkan nilai lebih dari satu perjalanan wisatanya,” pungkas Ahmad. (JEF)