Mataram (NTB Satu) – Sepanjang tahun 2022, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB mencatat sebanyak 103 kejadian bencana yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi. Dari jumlah tersebut, bencana yang paling sering terjadi yaitu bencana banjir atau banjir bandang dengan 46 kejadian.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTB H. Ruslan Abdul Gani mengatakan, penanggulangan bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab BPBD semata, namun itu merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan stakeholder. Sehingga untuk mengantisipasi agar tak terjadi bencana ini, maka salah satu yang bisa dilakukan oleh semua pihak yaitu merawat alam dan menjaga lingkungan. Terlebih bencana yang paling banyak selama ini yaitu tanah longsor dan banjir atau banjir bandang akibat ketidakseimbangan lingkungan.
“Karena memang bencana ini adalah kebanyakan banjir bandang, tanah longsor yang disebabkan karena bukit-bukit dan gunung kita yang memang sudah gundul. Sehingga kita harapkan masyarakat ikut berperan, jangan tebang pohon sembarangan. Ketika ditebang, wajib dilakukan penghijauan lagi,” kata H. Ruslan Abdul Gani Rabu, 11 Januari 2023.
Selanjutnya, ia mengajak masyarakat untuk tak membuang sampah sembarangan yang berpotensi mengakibatkan saluran air tertutup dan langsung bisa terjadi banjir saat hujan turun. Dan yang tak kalah pentingnya yaitu agar masyarakat tidak mendirikan bangunan sembarangan. Maka tata ruang daerah sangat penting untuk diikuti agar potensi bencana bisa dikurangi.
Ruslan mengatakan, untuk mengurangi potensi bencana di tahun 2023 ini, semua pihak harus melakukan manajemen risiko bencana. Terlebih pemerintah pusat maupun Pemda sudah mengeluarkan sejumlah regulasi agar ditaati secara bersama-sama. Program penanggulangan bencana antar pemerintah juga harus sama, mulai dari pemerintah pusat, pemda hingga pemerintah desa.
“Sehingga harus ada anggaran di APBD kabupaten/kota juga, terkait dengan bagaimana melakukan manajemen risiko bencana,” katanya.
Berdasarkan data BPBD NTB, selain bencana banjir yang paling besar, bencana berupa angin puting beliung juga termasuk yang cukup banyak dengan 31 kejadian, selanjutnya kekeringan 9 kejadian, tanah longsor 10 kejadian, dan gelombang pasang/rob 7 kejadian.
Adapun Kabupaten yang paling sering dilanda bencana dengan periode Januari-Desember adalah Kabupaten Sumbawa dengan catatan 15 kejadian, Kabupaten Lombok Tengah 15 kejadian, Kabupaten Lombok Timur 13 kejadian, Kabupaten Lombok Barat,Dompu, dan Lombok Utara masing-masing 11 kejadian, Kota Bima 10 kejadian, Kabupaten Bima 7 kejadian, Sumbawa barat 6 kejadian, dan Kota Mataram 5 kejadian. Selama Periode Januari-Desember Masyarakat yang terdampak sebanyak 28.551, 7 jiwa mengalami luka-luka dan 2 jiwa meninggal dunia.
Selain bencana alam, NTB juga dilanda bencana non alam selama 2022 yaitu Covid-19. Hingga 31 Desember 2022 total jumlah pasien terindikasi terpapar Virus Covid-19 di Provinsi NTB yaitu sebanyak 37.168 orang, dengan perincian 36.078 orang sudah sembuh dan 1.025 orang meninggal dunia.(ZSF)