Mataram (NTBSatu)- Kota Mataram segera memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana dengan membangun gedung pusat pengendalian operasi penanggulangan bencana (Pusdalops).
Tender untuk proyek ini telah dilaksanakan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan ditargetkan selesai pada akhir bulan ini.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Mahfuddin Noor, menjelaskan bahwa pembangunan gedung ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan koordinasi dan pengendalian operasi saat terjadi bencana.
Gedung Pusdalops akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern, termasuk ruang pemantauan, ruang komunikasi, dan ruang rapat.
“Kota Mataram termasuk daerah rawan bencana, seperti gempa bumi, tsunami, dan kebakaran. Gedung ini akan menjadi pusat komando untuk mengendalikan operasi penanggulangan bencana dan membantu masyarakat yang terkena dampak,” ujar Mahfuddin.
Total anggaran untuk pembangunan gedung Pusdalops ini mencapai Rp 2 miliar.
Berita Terkini:
- Intip Peta Kekuatan Militer Iran Vs Israel, Siapa Paling Kuat?
- iPhone 13 Vs iPhone 13 Pro: Mana yang Lebih Unggul dan Layak Dibeli 2025?
- Alasan di Balik Perang Iran Vs Israel, Dimulai dengan ‘Operasi Rising Lion’
- Jay Idzes Duduki Puncak, Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia Termahal 2025
- Perpisahan SD Bikin Heboh, Aksi Joget dan Nyawer Murid Viral di Medsos
Pemerintah Kota Mataram menyiapkan lahan seluas 400 meter persegi di samping kantor BPBD Mataram di Jalan Lingkar Selatan untuk pembangunan gedung ini.
“Selain pembangunan gedung Pusdalops, BPBD Kota Mataram juga akan memasang delapan tower early warning system tsunami di beberapa kawasan pesisir,” jelasnya.
Tower-tower ini akan berfungsi untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika terjadi tsunami.
BPBD Kota Mataram juga menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap bencana.
Berdasarkan data dari BPBD Kota Mataram, beberapa titik di wilayah Mataram yang rawan terjadi bencana adalah, daerah pesisir rawan tsunami seperti Kecamatan Ampenan dan Sekarbela. Daerah padat penduduk rawan kebakaran seperti Ampenan, Mataram Timur, Sekarbela dan Cakranegara.
Masyarakat diimbau untuk memantau informasi terkini dari BPBD Kota Mataram dan mengikuti arahan petugas apabila terjadi bencana.
Secara terpisah, masyarakat Kota Mataram yang tinggal di daerah pesisir berharap adanya pembangunan gedung Pusdalops dapat meminimalisasir keresahan mereka.
“Akan di bangunkan tower early warning system untuk tsunami, semoga dengan adanya alat canggih tersebut dapat membantu masyarakat dalam menghadapi bencana,” kata Dian, salah satu pedagang ikan di sekitar pantai Loang Baloq.
Dian juga berharap dengan adanya gedung Pusdalops dan tower tsunami, penanggulangan bencana di Mataram akan lebih efektif dan efisien. (WIL)