Mataram (NTB Satu) – Sebanyak enam orang dokter di Provinsi NTB kini sudah mengantongi lisensi dari Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM) atau Federasi Olahraga Sepeda Motor Internasional. Dari enam orang dokter tersebut, lima orang dari RSUP NTB dan satu orang dari RSUD Kota Mataram. Direktur RSUD Provinsi NTB dr. H.Lalu Herman Mahaputra menjadi salah satu dokter yang telah memiliki lisensi dari FIM tersebut.
Direktur RSUD Provinsi NTB bersama lima orang dokter lainnya pada pekan kemarin terbang menuju Kota Helsinki, Finlandia guna mengikuti seminar internasional sehingga memperoleh lisensi dari FIM tersebut. Di sana, mereka banyak berdiskusi dengan FIM Medical Director Dr. David McManus terkait dengan manajemen medis di gelaran otomotif dunia. Setelah mengikuti serangkaian diskusi, rombongan kembali ke Tanah Air pada Rabu 27 April 2022.
“Kenapa kita ngambil lisensi ini, karena di Indonesia ini baru ada satu, itu pun dadakan karena ada event (MotoGP-red) di Mandalika. Karena Indonesia memiliki Sirkuit Mandalika dan nanti ada Sirkuit Samota, saya merasa ini kita perlu mengambil ini,” kata Direktur RSUD Provinsi NTB dr. H.Lalu Herman Mahaputra, M. Kes, MH Kamis 28 April 2022 di ruang kerjanya.
Ia mengatakan, dengan telah adanya lisensi dari FIM, enam orang dokter ini nantinya yang akan terjun langsung untuk memberikan penanganan medis di sejumlah event olahraga motor seperti di MXGP Samota di bulan Juni 2022, event WSBK di Sirkuit Mandalika bulan Oktober 2022, dan gelaran olahraga lainnya.
“Kami berenam sudah mendapatkan license yang tentunya berhak nanti mengawal semua kegiatan Fédération Internationale de Motocyclisme,” kata Dokter Jack, sapaan akrabnya.
Kedepannya kata Dokter Jack, tim dokter RSUD NTB akan mengambil lisensi Fédération Internationale de l’Automobile (FIA) sebagai syarat menjadi tenaga medis di event olahraga balap roda empat. Dengan demikian, Provinsi NTB yang akan menjadi tuan rumah olahraga balap motor dan mobil tak perlu lagi mendatangkan dokter dari luar, karena tim dokter dari dalam daerah sudah memiliki lisensi dari lembaga-lembaga resmi internasional.
“Dengan adanya mandalika dan Samota nanti, akan menjadi magnet otomotif. Saya sudah dari awal mengatakan bahwa NTB ini akan kita jadikan kiblat otomotif Indonesia. Kita tidak bermimpi, tapi sudah jadi kenyataan bahwa tidak semua provinsi memiliki Mandalika dan Samota yang luar biasa bagusnya,” katanya.
Ia mengatakan, RSUP NTB telah membentuk NTB Med’X, yaitu sebuah produk baru yang menjadi tim medis andalan saat berlangsungnya event otomotif. Tidak hanya gelaran otomotif di NTB, namun event Formule E di Jakarta pada bulan Juni 2022 juga akan ditawarkan kepada penyelenggara untuk menggunakan NTB Med’X sebagai tim medis saat berlangsungnya event.
“Sebab tidak sembarang, walaupun banyak rumah sakit, mereka belum tentu siap untuk menangani event kelas dunia. Boleh Jakarta punya banyak rumah sakit, namun yang expert atau yang punya lisensi kan tak ada. Ini yang kita coba jual produk ini keluar,” ujarnya.
Dokter Jack menambahkan, usai berkunjung ke Finlandia, ia kemudian menuju ke Sirkuit Le Mans Perancis. Di Sirkuit ini, ia melihat dari dekat manajemen medis saat berlangsungnya event MotoGP dan balapan lainnya. Sebagai Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) NTB, kunjungan ke Sirkuit Le Mans juga untuk mencari pengalaman baru terkait dengan pengelolan balapan dunia di Negara-negara Eropa.
“Saya ingin menambah wawasan-wawasan otomotif. Karena keinginan saya sebagai Ketua IMI ingin menjadikan NTB sebagai barometer otomotif,” jelas Dokter Jack. (ZSF)