Daerah NTB

Aprindo Sarankan Ada BUMD Produsen Minyak Goreng Kelapa di NTB

Mataram (NTB Satu) – Persoalan minyak goreng di Indonesia hingga kini belum selesai. Selain karena ketersediaannya yang masih terbatas, harganya juga masih tinggi, karena pemerintah melepas harganya sesuai harga yang berlaku di pasaran.

Harga minyak goreng curah di kisaran Rp 19.000 sampai Rp 20.000 perliter. Sementara minyak goreng kemasan, harganya sudah di atas Rp 20.000 perliter.

Saat pemerintah mengatur Harga Eceran Tertinggi (HET), minyak goreng kemasan harganya mentok Rp14.000 perliter, dan minyak goreng curah Rp11.500 perliter. Tapi HET saat ini sudah dicabut oleh pemerintah.

Ketua Asosiasi Ritel Modern Indonesia (Aprindo) Provinsi NTB, Dr. Azis Bagis, dalam rapat koordinasi daerah terkait kebutuhan pokok jelang puasa 1443 H, Selasa 29 Maret 2022 mengusulkan agar pemerintah daerah membuat salah satu badan usaha yang fokus memproduksi minyak goreng, sebagai opsi masa depan.

Menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram ini, boleh jadi, persoalan minyak goreng yang dihadapi saat ini akan terulang kembali di masa depan.

IKLAN

“Selama tata kelola industri kelapa sawit belum berubah secara mendasar,” ujarnya.

Provinsi NTB didorong tampil memproduksi minyak goreng sendiri menggunakan kekayaan alam yang dimiliki, yaitu kelapa. Memang benar bahwa NTB sudah memiliki salah satu BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), yaitu PT. Gerbang NTB Emas (GNE), namun jenis usaha yang dijalankan cukup banyak dan tidak menyediakan unit bisnis yang fokus memproduksi minyak kelapa.

Menurut Bagis, pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada usaha-usaha rumahan. Harus dibuat rumah produksi bersekala besar.Sehingga efisien dan berkualitas.

“Skala ekomominya belum memungkinkan kalau mengharapkan industry rumah tangga,” terang Dr. Bagiz.

Lalu yang tak kalah penting juga ia sampaikan, bahwa pemerintah harus mengedukasi masyarakat secara terus menerus dan massif terkait kelebihan menggunakan minyak goreng lokal. Hal ini menurutnya untuk meyakinkan masyarakat, bahwa menggunakan minyak goreng lokal yang diproduksi oleh para pelaku usaha rumahan, tidak kalah sehat dan jauh lebih baik dibandingkan dengan menggunakan minyak sawit pabrikan.

“Walaupun mahal-mahal sedikit, ndak masalah. Tapi masyarakat harus tau kelebihan minyak goreng kelapa,” demikian Dr. Bagis.(ABG)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button