Mataram (NTB Satu) – Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Badan Litbang Pertanian NTB memberikan pelatihan dan pemahaman secara intensif mengenai konsep Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) melalui program Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) Holtikultura.
Pelatihan ini dalam rangka meningkatkan pemahaman petani atau kelompok tani terhadap konsep PHT. Kelompok tani yang menjadi objek kegiatan ini adalah kelompok tani “Pelita”. Kelompok tani menjadi binaan BPTP NTB dalam pelaksanaan PPHT dengan komoditas cabainya yang berlokasi di desa Selebung, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah.
Selama berlangsungnya program PPHT, sudah diadakan pertemuan sebanyak 8 kali. Di mana pertemuan tersebut untuk menyampaikan materi dan praktik, pertemuan persiapan, serta Farm Field Day (FFD).
Pada pertemuan Farm Field Day (FFD) tersebut dihadiri langsung oleh Kepala BPTP, Ir. Baiq Rahmayati; Kepala Seksi Hortikultura, Suherman beserta tim; Kepala dinas Pertanian Lombok Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Produksi; Koordinator POPT Lombok Tengah; POPT Kecamatan Pujut; Kepala Desa yang diwakili Sekretaris Desa; PPL Kecamatan Batukliang serta anggota kelompok tani Pelita dan pertani diluar kelompok serta mahasiswa PKL dan KKN.
Pada pertemuan tersebut, Bendahara Kelompok Tani “Pelita” Yasin mengatakan, ada beberapa hasil produk Agen Pengendali Hayati (APH) yang berhasil dikembangkan, yaitu pestisida nabati, trichokompos, pupuk kompos, pupuk organik cair, Plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) atau pertumbuhan tanaman mempromosikan rhizobakteria, biosaka, dan sebagainya.
“Hasil dari produk APH tersebut dimanfaatkan langsung oleh anggota kelompok di lahan usahanya masing-masing serta petani diluar anggota kelompok,” tutur Yasin, Senin, 7 Agustus 2023.
Sementara itu Roza selaku petani pengamat dan juga pengguna produk APH mengatakan, penggunaan produk APH terbukti meningkatkan hasil produksi cabai petani hingga lebih dari 700 kilogram per 10 are dalam 10 kali panen dan panen tersebut masih akan tetap berlangsung kedepannya. (MYM)