Mataram (NTBSatu) – Anggota DPRD NTB memuji rencana Gubernur Lalu Muhamad Iqbal untuk merenovasi gedung mereka.
Pujian itu datang dari anggota dewan dari Partai Amanat Nasional (PAN), Muhammad Aminurlah. Tapi bernada satire (sindiran).
Rencana rehab itu justru jadi “tamparan” bagi unsur pimpinan dewan sebagai pengguna gedung.
“Niat baik gubernur ini kita amini. Tapi kenapa tidak dari dulu niat baik dari DPRD NTB terutama yang sudah empat periode?” sindir Maman, sapaan Aminurlah.
Ada sikap luar biasa dari Gubernur Lalu Iqbal yang mengecek langsung beberapa sisi gedung. Sela-sela menghadiri Paripurna penyerahan RPJMD NTB, Iqbal dilihatnya sempat mengecek plafon yang bocor, desain bangunan yang lama.
“Luar biasa, Iqbal sampai naik ke atas cek beberapa bagian yang perlu direhab. Tapi (pimpinan Dewan) kenapa yang menentukan anggaran, kenapa bukan inisiatif mereka?” tanyanya.
Gubernur sebelumnya saat paripurna RPJMD 2025 mengungkapkan langsung, rencana rehab Kantor DPRD NTB. Menurut Iqbal, kondisi gedung sudah butuh modernisasi.
Sementara bagi Maman, selama ini pimpinan dewan tak memperhatikan kondisi gedung. Bahkan kesannya lebih fokus pada urusan dana pokok pikiran (Pokir).
Masalah gedung bocor dan kekurangan pada sisi lainnya, justru jadi atensi pejabat eksekutif. Bukan dari internal legislatif.
“Kita yang punya rumah, tapi yang peduli orang lain. Ini tamparan untuk pimpinan dewan. Karena seharusnya pimpinan dewan lah yang punya anggaran itu sendiri,” ujarnya.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD NTB Yek Agil belum menjawab konfirmasi NTBSatu terkait sorotan Maman tersebut. Chat WhatsApp yang NTBSatu kirim sejak Jumat 11 April 2025 belum mendapat tanggapan.
Seharusnya Prioritas Bencana
Maman juga menilai seharusnya ada skala prioritas di balik rencana rehab Kantor DPRD NTB.
Seperti penanganan bencana, khususnya di Kabupaten Bima yang saat ini belum juga tertangani dengan baik.
Khususnya Kecamatan Wera dan Ambalawi yang baru baru ini diterjang banjir bandang.
“Saya kasihan sama petani di sana. Saya sampai meneteskan air mata, melihat mereka menjerit. Sampai sekarang mereka belum jelas bisa nanam atau tidak. Akibat lahannya terkikis banjir,” ungkap duta PAN ini.
Saat ini masyarakat setempat terpaksa melakukan perbaikan sendiri drainase. “Akhirnya saya juga keluarkan uang sendiri untuk bantu mereka,” tegasnya.
Sekali lagi, ia mengingatkan, baik Gubernur maupun Ketua DPRD NTB lebih mementingkan kepentingan masyarakat arus bawah daripada perbaikan fasilitas yang masih layak. (*)