Refleksi Pemikiran AHY: Islam yang membalut Persatuan dalam Keberagaman NKRI

Mataram (NTB Satu) – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam salah satu buku yang diluncurkannya, jelas memberi perhatian khusus pada marwah persatuan dalam kebhinekaan NKRI.
Pada bab awal buku berjudul “Tetralogi Transformasi AHY Vol. 2 – Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, Putra Sulung SBY Presiden Ke-6 Indonesia itu menyiratkan seberkas kekhawatiran akan kondisi persatuan dan kesatuan NKRI belakangan ini.
Baca Juga:
- Lombok Utara Menghadapi Krisis Air Serius pada Tahun 2045 Tanpa Tindakan Mendesak
- Benarkah Gaji PNS Naik Usai Terbitnya Inpres Nomor 1 Tahun 2025? Begini Penjelasannya
- Cek Fakta: Benarkah Bogor dan Sekitarnya akan Keluar dari Jawa Barat dan Gabung ke Provinsi Baru?
- Polda NTB Kawal Kasus Kematian Juliana Marins di Polres Lombok Timur
Pada Bab yang bertajuk “Ujian Demokrasi dan Kebangsaan Kita” di buku tersebut, AHY menulis bahwa kebanggaan akan persatuan dalam keberagaman di Indonesia perlu mendapat perhatian ekstra.
“Kita, yang selama ini membanggakan persatuan dalam keberagaman, layak bertanya-tanya: “Akankah persatuan ini langgeng? Apakah keberagaman itu justru jadi sumber malapetaka bagi generasi mendatang?” Situasi hari ini tentu mengusik alam pikiran kita. Seolah-olah negeri ini terbelah menjadi dua kutub yang saling berhadapan. “Pro Kebhinekaan” versus “Pro-Islam”.
Di satu pihak, ada yang beranggapan seolah-olah Islam tidak lagi kompatibel dengan nilai-nilai demokrasi. Sebaliknya, di pihak lain, tidak sepenuhnya memahami dan menerima nilai-nilai kebhinekaan. Realitas ini bagaikan api dalam sekam.