Pemkab Sumbawa Perkuat Ketersediaan Pakan Ternak Lewat HMT dan Silase Fermentasi
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, memperkuat ketersediaan pakan ternak melalui program Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan pakan olahan berbasis silase.
Upaya ini menjadi strategi utama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Sumbawa untuk menjaga produktivitas sapi, kerbau, hingga ayam ras pada musim tanam maupun kemarau.
Kepala DPKH Kabupaten Sumbawa, Saifuddin menegaskan, pakan menentukan 70 persen keberhasilan usaha peternakan. Karena itu, pemerintah daerah menempatkan penyediaan pakan sebagai fondasi pembangunan peternakan 2025–2026.
“Kalau pakan tercukupi, sebagian besar persoalan peternakan selesai. Tinggal mengatur kesehatan dan genetika,” kata Saifuddin kepada NTBSatu, Kamis, 20 November 2025.
Perluas Produksi HMT
Saifuddin menjelaskan, perubahan pola produksi masyarakat menyebabkan ketersediaan hijauan menurun. Lahan yang sebelumnya menjadi sumber rumput kini banyak beralih menjadi lahan jagung. Akibatnya, peternak kesulitan mendapatkan hijauan sepanjang tahun.
Untuk mengatasi masalah tersebut, DPKH Sumbawa menjalankan dua langkah besar. Langkah pertama adalah memperluas produksi HMT. Pemkab Sumbawa membagikan bibit rumput unggul seperti Pakchong, Raja, dan Odot kepada kelompok peternak.
Pemkab memperkuat program ini dengan penanaman tanaman legum, seperti lamtorogung dan indigofera, yang tahan panas dan kaya protein. “Legum ditanam di sela tanaman pangan untuk mengurangi penguapan dan menjaga kelembaban tanah, sehingga rumput tetap tumbuh baik pada musim kering,” jelasnya.
Silase Berbasis Limbah Jagung Tingkatkan Nutrisi Pakan
Langkah kedua adalah memperbesar produksi pakan olahan silase. Saat ini terdapat 25–26 unit produksi silase di kecamatan sentra jagung. Limbah jagung yang sebelumnya dibakar atau dibiarkan kering kini difermentasi, agar nilai nutrisinya meningkat.
Setelah fermentasi, kadar protein limbah jagung naik dari 3–5 persen menjadi 8–9 persen. Pakan ini lebih mudah dicerna dan menghasilkan limbah kotoran yang lebih sedikit.
“Silase memberi solusi ketika peternak hanya mengandalkan jerami kering yang rendah nutrisi. Sekarang limbah jagung bisa menjadi pakan berkualitas,” ujar Saifuddin.
Pemkab Sumbawa menargetkan, ketersediaan pakan lebih stabil pada 2026. “Dengan pasokan HMT dan silase yang lebih terencana, populasi ternak diharapkan meningkat dan produktivitas peternak tetap terjaga sepanjang tahun,” tambahnya. (*)



