BNN Gandeng PKK Sumbawa Cegah Narkoba, Bupati Jarot: Harus Dimulai dari Rumah

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sumbawa menjalin kerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumbawa, dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba, Selasa, 14 Oktober 2025.
Penandatanganan kerja sama ini berlangsung di aula H. Madilaoe ADT Kantor Bupati Sumbawa, disaksikan langsung Bupati, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P.; Ketua TP PKK, Hj. Ida Fitria Syarafuddin Jarot; dan Kepala BNN Sumbawa, AKBP Denny Priadi.
Bupati Jarot menyatakan, keluarga adalah titik awal pencegahan. Ia menegaskan, program harus menyentuh langsung rumah tangga, bukan hanya seremoni antarlembaga.
“Kalau keluarga sadar, lingkungan juga ikut kuat. Pencegahan harus dimulai dari rumah,” tegasnya.
Jarot juga menyoroti data BNN Sumbawa yang telah merehabilitasi 96 klien hingga Oktober 2025. Jumlah ini melampaui target tahunan yang hanya 69 klien atau setara 139 persen.
“Angka ini menunjukkan peningkatan kesadaran, tapi sekaligus jadi pengingat: kita masih lemah di sisi pencegahan,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa akan terus mendukung program-program pencegahan lewat kebijakan, penganggaran, dan kolaborasi lintas sektor. Bupati Jarot menegaskan, agar kerja sama ini menghasilkan langkah nyata.
“Kami tidak ingin ini hanya jadi acara tanda tangan. Harus ada gerakan yang benar-benar turun ke masyarakat,” tegasnya.
Bentuk Keluarga Sadar Bahaya Narkoba
Ketua TP PKK Sumbawa, Hj. Ida Fitria menyebut, kerja sama ini sebagai langkah awal untuk membentuk Keluarga Sadar Bahaya Narkoba di setiap desa.
PKK akan fokus pada edukasi dan pendampingan keluarga agar lebih siap mendeteksi dan mencegah penyalahgunaan narkoba sejak dini.
“Setiap ibu harus tahu tanda-tandanya, setiap ayah harus mau bicara dengan anak, dan anak harus merasa aman di rumah,” ujarnya.
Kepala BNN Sumbawa, AKBP Denny Priadi mengungkapkan, penyalahgunaan narkoba di Sumbawa sudah menyentuh usia sekolah dasar. Data BNN mencatat, sejak 2016, sebanyak 587 pengguna telah direhabilitasi, mayoritas berasal dari kelompok usia produktif.
“Ancaman ini nyata. Narkoba sudah masuk ruang-ruang pendidikan, termasuk SD. Maka kita harus masuk lebih awal melalui keluarga dan sekolah,” ujarnya.
Denny menyebut, keterlibatan PKK sebagai langkah strategis karena jaringan organisasi ini menjangkau hingga dasawisma. Ia berharap, kolaborasi ini bisa memperkuat akar pencegahan di tingkat paling bawah.
“Pencegahan akan lebih efektif kalau dilakukan dari bawah, dimulai dari keluarga,” tambahnya. (*)