Sumbawa

Pemkab Sumbawa Gelontorkan Rp1,65 Miliar untuk Pilot Project Pengentasan Kemiskinan

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, menyiapkan Rp1,65 miliar untuk pilot project pengentasan kemiskinan yang dijalankan tahun 2026.

Program ini menyasar 1.000 Kepala Keluarga (KK) dari desil 1 dan 2 dengan paket bantuan senilai sekitar Rp3 juta per KK berupa aset produktif.

Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabuapten Sumbawa, Dwi Rahayu Ratih Wulandari mengatakan, Pemkab menggandeng Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), Universitas Samawa (UNSA), STIKES, Koperindag, Dinas Sosial, dan Bappeda. Masing-masing lembaga memegang peran pendampingan sesuai bidangnya.

“Untuk 500 KK, kami menyalurkan ayam, ikan, dan tanaman agroponik atau hidroponik. Mahasiswa UTS dan UNSA mendampingi penerima sampai pasca panen. STIKES menangani 500 KK lainnya dengan tanaman herbal,” ujarnya, Senin, 8 Desember 2025.

Dwi menegaskan, calon penerima harus memenuhi persyaratan ketat. Mereka wajib memiliki halaman, bebas narkoba, tidak bermain judi online (judol), tidak terjerat pinjaman online (pinjol), dan bersedia menjalankan program. Kemudian, Dinas Sosial memastikan data penerima tepat sasaran melalui verifikasi by name by address.

“Kami tidak hanya melihat kategori miskin. Penerima harus punya halaman dan bersih dari narkoba, judol, dan pinjol. Itu wajib,” jelasnya.

Program ini menargetkan ibu rumah tangga. Dengan bantuan ternak dan tanaman, Pemkab Sumbawa berharap, keluarga bisa memenuhi kebutuhan gizi dalam empat bulan pertama sekaligus meningkatkan pendapatan dari penjualan surplus panen.

“Kalau gizi terpenuhi, keluarga lebih sehat dan pengeluaran berkurang. Kalau ada surplus, mereka bisa menjual hasilnya, bahkan membuka lapangan kerja baru,” tambahnya.

Selain pilot project, Pemkab Sumbawa menyiapkan Sumbawa Event, rangkaian festival budaya, olahraga, dan pariwisata selama 12 bulan. Event ini bertujuan menghidupkan UMKM sekitar dan menambah pendapatan desa melalui aktivitas ekonomi lokal.

“Jika pilot project berhasil meningkatkan taraf hidup warga, kami berharap desa lain bisa meniru model ini menggunakan APBDes masing-masing,” tambahnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button