Komitmen Bupati Jarot Tekan AKI dan AKB di Sumbawa Selama 5 Tahun Mendatang
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Selain kemiskinan, Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot juga berupaya menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Langkah itu tertuang dalam RPJMD 2025-2029. Pemkab Sumbawa memproyeksikan tren penurunan AKI, AKB, dan prevalensi stunting akan terus berlanjut hingga tahun 2029.
Untuk AKI, diproyeksikan terjadi penurunan rata-rata 6,76 persen per tahun, dari 90,33 pada 2025 menjadi 68,24 pada 2029. Untuk AKB, proyeksinya turun rata-rata 29,02 persen per tahun, dari 5,81 pada 2025 menjadi 1,47 pada 2029.
Sementara prevalensi stunting, pemerintah menargetkan turun rata-rata 7,14 persen per tahun. Dari 7,41 persen pada 2025 menjadi 5,51 persen pada 2029.
Pemda berharap dapat memastikan generasi masa depan yang lebih sehat, produktif, dan bebas dari risiko kematian ibu, kematian bayi, serta gangguan pertumbuhan anak.
Upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Sumbawa sendiri menunjukkan hasil positif.
Berdasarkan RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2025–2029, AKI, AKB, dan prevalensi stunting tercatat mengalami tren penurunan selama periode 2020–2023. Meski sempat terjadi kenaikan pada tahun 2024.
Dalam dokumen RPJMD berbunyi, laju penurunan AKI selama periode 2020–2023 mencapai rata-rata 14,92 persen per tahun. Sementara itu, laju penurunan AKB pada periode yang sama mencapai 29,88 persen per tahun.
Adapun prevalensi stunting juga menunjukkan penurunan stabil, dengan laju rata-rata 4,88 persen per tahun sepanjang 2020–2024.
“Penurunan AKI, AKB dan prevalensi stunting mencerminkan hasil positif dari kebijakan dan program kesehatan, yang difokuskan pada peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Sumbawa,” tertulis dalam dokumen RPJMD 2025–2029.
Namun, berdasarkan catatan pemerintah daerah, tahun 2024 menjadi satu-satunya tahun di mana terjadi peningkatan kembali AKI dan AKB, sehingga perlu percepatan penanganan melalui intervensi strategis. (*)



