ADVERTORIALLingkungan

DLHK NTB Pacu Produksi Kopi Daerah, Fokus Hilirisasi dan Akses Ekspor

Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), tengah menyiapkan program pengkayaan dan penanaman kopi untuk periode 2025–2029.

Program ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas produksi kopi NTB, sekaligus memperkuat posisi daerah dalam rantai pasok pasar ekspor.

Sekretaris DLHK NTB, Samsyiah Samad, S.Hut., M.Si., menyampaikan, pengembangan kopi merupakan bagian dari arah kebijakan prioritas di bawah kepemimpinan Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal.

“Penanaman kopi ini merupakan mandat langsung dari Pak Gubernur. Kopi memiliki ketahanan nilai ekonomi yang panjang dan mampu menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi masyarakat,” ujarnya dalam Sosialisasi Pengkayaan/Penanaman Kopi, Kamis, 6 November 2025.

Ia menjelaskan, NTB memiliki potensi besar terutama pada kopi robusta yang tumbuh baik di kawasan hutan. Namun, produksi yang ada saat ini masih belum sebanding dengan permintaan pasar internasional.

Kebutuhan kopi Indonesia untuk pasar global diperkirakan mencapai 12 juta ton, sementara suplai nasional belum mampu memenuhi kuota tersebut. Melihat peluang itu, Chia -sapaan akrab Sekretaris DLHK NTB- mengajak generasi muda untuk ikut terlibat dalam sektor agribisnis, khususnya kopi.

“Kita tidak harus mengejar pekerjaan formal. Menjadi petani kopi pun memiliki peluang ekonomi yang besar dan terhubung dengan pasar global,” jelasnya.

Pelaksanaan program akan mulai Desember 2025 dengan pendampingan intensif dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Lokasi awal bertempat di Kabupaten Lombok Utara, pada Kelompok Tani Hutan Bogas Bangkit dan Sari Porang, dengan luas lahan 2–5 hektare.

Antusiasme warga terlihat jelas pada sesi dialog. “Masyarakat senang dengan program ini?,” tanya Chia.

“Senang, senang sekali,” jawab para peserta kompak.

Dorong Penguatan Ekonomi Masyarakat Hutan

DLHK Provinsi NTB menargetkan program ini tidak hanya meningkatkan jumlah produksi, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat yang hidup di sekitar kawasan hutan. Melalui pengelolaan yang tepat, kopi dapat menjadi basis ekonomi baru yang stabil dan berkelanjutan.

Sementara itu, turut hadir Kasi Perencanaan dan Pengelolaan Hutan Pesisir dan Non-Kehutanan (P2HPM) DLHK NTB, Dadan Arief Pribadi, S.Hut., yang memberikan pendampingan teknis mengenai pola tanam dan manajemen lahan.

Hilirisasi dan Identitas Kopi NTB

Selain peningkatan produksi di tingkat hulu, DLHK NTB juga mendorong upaya hilirisasi. Mulai dari peningkatan kualitas pascapanen, penguatan branding, hingga pengembangan akses pemasaran.

Pelaku kopi lokal, Dody Adi Wibowo dan Galung C. K. dari Etnic Coffee Lombok menekankan, karakter rasa dan identitas kopi NTB perlu terus diperkuat untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional. (*)

Berita Terkait

Back to top button