Brida NTB dan BRIN Bahas Rencana Riset Kultur Jaringan Kurma Lombok Utara

Lombok Barat (NTBSatu) – Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi NTB bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menggelar pembahasan recana pelaksanaan riset kultur jaringan kurma di Lombok Utara.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam mendukung pengembangan komoditas kurma yang memiliki potensi besar di NTB, khususnya dalam menjawab berbagai kendala produksi bibit unggul.
Pertemuan ini diikuti oleh Tim Peneliti BRIN yang diketuai Dr. Ahmad Suriadi, dan Tim Brida NTB yang diwakili oleh Koordinator Pokja Inovasi Hilirisasi dan Kemitraan, Lale Ira Amrita Sari, ST., M.M.Inov.
Riset kultur jaringan kurma ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan mendasar dalam pengembangan kurma di Lombok Utara.
Di antaranya: keterbatasan bibit unggul yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim NTB. Perbanyakan secara konvensional yang membutuhkan waktu lama dan tidak efisien.
Kemudian, produktivitas tanaman kurma yang masih rendah, dan terhambatnya pasokan bibit berkualitas yang berdampak pada keberlanjutan budidaya kurma.
Menurut Dr. Ahmad Suriadi, riset kultur jaringan akan fokus pada penerapan metode bioteknologi untuk menghasilkan bibit kurma yang lebih cepat, seragam, dan berkualitas tinggi.
“Melalui kultur jaringan, kita dapat mempercepat ketersediaan bibit unggul kurma sehingga pengembangannya lebih terjamin dan berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Lale Ira Amrita Sari menegaskan, riset ini sangat penting untuk mendukung hilirisasi inovasi pertanian di NTB.
“Kultur jaringan kurma bukan hanya solusi atas keterbatasan bibit. Tetapi juga, peluang besar bagi NTB untuk menciptakan nilai tambah ekonomi berbasis hasil riset dan teknologi. Dengan demikian, kita tidak hanya menanam, tetapi juga membangun ekosistem inovasi yang berdaya saing,” jelasnya.
Kolaborasi Brida NTB dan BRIN ini diharapkan menjadi model penguatan sinergi antara riset nasional dan daerah. Sekaligus membuka jalan bagi Lombok Utara untuk menjadi pusat pengembangan kurma berbasis inovasi di Indonesia. (*)