Politik

Kampanye 3 Hari Lagi, Bawaslu NTB Ungkap Tiga Larangan Paling Rawan Dilanggar Paslon

Mataram (NTBSatu) – Setelah undian nomor urut, perhelatan Pemilihan serentak 2024 hanya hitungan hari masuk masa kampanye. Bawaslu NTB mengingatkan tiga larangan yang kerap pasangan calon dan tim sukses langgar setiap momen Pilkada.

Bawaslu NTB sudah bersurat ke masing-masing pasangan calon agar menghindari beberapa pelanggaran. Lembaga ini juga sudah menyiapkan fakta integritas sebagai wujud komitmen mencegah pelanggaran.

Agendanya, Tanggal 24 September atau sehari sebelum kampanye. Harapannya, paslon menyampaikan kepada tim sukses dan relawannya.

IKLAN

“Ini adalah bentuk mitigasi Bawaslu untuk mencegah larangan-larangan selama masa kampanye,” kata Ketua Bawaslu NTB, Itratip, Senin 23 September 2024.

Apa saja larangan yang sering dilanggar Paslon? Pada momen Pemilihan kepala daerah maupun Pemilu dan Pileg, tiga hal ini menurut Itratip paling sering terjadi.

Pertama, mobilisasi ASN, perangkat desa, BUMN hingga BUMD. Larangan ini sering pasangan calon maupun tim pemenangnya langgar.

Sebagai contoh, saat pendaftaran pasangan calon, terjadi dugaan pengerahan ASN yang kasusnya sedang dalam penanganan bagian Penanganan Pelanggaran (PP) Bawaslu.

Fakta ini terjadi saat pendaftaran pasangan calon dan deklarasi salah satu calon.

“Faktanya, jagat media sosial ini heboh dengan banyaknya ASN yang mengantar pasangan calon mendaftar,” ujar Itratip.

Meski belum sampai kesimpulan ada upaya mobilisasi ASN, namun fakta itu berulang ketika deklarasi salah satu bakal pasangan calon.

Kedua, Itratip mengimbau agar pasangan calon tidak melakukan politik uang. Para kandidat dan masyarakat harus mendukung lahirnya pemimpin berkualitas tanpa politik uang.

“Karena itu harapan kita kepada pasangan calon dan tim kampanye, jadikan Pemilihan ini sebagai ruang transaksi gagasan. Tidak melahirkan apa yang disebut klientelisme elektoral,” kata Itratip.

Ketiga, politisasi isu Suku Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). Jangan sampai yang terdiri dari tiga suku Sasak, Samawa dan Mbojo, mendapat adu domba untuk kepentingan sesaat.

“Mestinya Pilkada ini mempersatukan, merekatkan, memperkuat emosi kita, terutama antar pasangan calon,” pungkasnya. (*)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button