Mataram (NTBSatu) – Para pembalap MXGP akan berlibur ke Gili Trawangan, Meno, dan Air. Namun, air bersih masih menjadi masalah hingga kini, terutama di Gili Trawangan dan Meno.
Direktur Proyek Samota Enduro Gemilang, Diaz Rahmah Irhani membenarkan para pembalap akan berlibur ke tiga gili. Ia menyebutkan, para pembalap banyak memesan paket berlibur di Gili Trawangan, Meno, dan Air.
Samota Enduro Gemilang membuka beberapa opsi berlibur kepada para pembalap. Mereka mengusahakan, para pembalap tidak keluar dari area Nusa Tenggara Barat semasa jeda seri I dengan seri II.
Diaz ingin agar para pembalap menghabiskan waktu berlibur di Nusa Tenggara Barat. Sehingga, masyarakat dapat bercengkerama langsung dengan para pembalap.
Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki sejumlah destinasi wisata. Maka, Samota Enduro Gemilang menawarkan berbagai opsi berlibur yang tersedia di Nusa Tenggara Barat.
“Pembalap paling banyak ke Gili Trawangan, Meno, dan Air,” ungkap Diaz, Kamis, 13 Juni 2024.
Sebelumnya, Warga Gili Trawangan dan Meno mengeluhkan soal tidak adanya air bersih selama lebih dari empat minggu. Terlebih, dua penyedia air bersih, PT BAL dan PT GNE tersandung kasus penyalahgunaan izin.
Berita Terkini:
- Kampanye Akbar Iqbal – Dinda di Kandang Rohmi – Firin Dipadati Lautan Manusia
- Oknum Personel Polda NTB Dilaporkan ke Polresta Mataram, Diduga Gelapkan Mobil Rp46 Juta
- Orasi Iqbal saat Kampanye Akbar di Kandang Rohmi-Firin: NTB Miskin, Bukti Salah Kelola
- Bawaslu Telusuri “Live” KPU Tayangkan Hasil Survei Jelang Debat Pilgub NTB
- Wujudkan Wilayah Bebas Korupsi, Plt Inspektur Pimpin Apel Integritas di RSUD Sumbawa
Sekda Kabupaten Lombok Utara, Anding Duwi Cahyadi akan bersurat ke Kejati NTB untuk memfasilitasi operasional PT BAL dan PT GNE. Ia bersurat ke Kejati NTB untuk menanggulangi masalah hukum yang terjadi.
“Kemanusiaan menjadi alasan agar segera menyelesaikan permasalahan ini,” ungkap Anding.
Anding memberikan surat ke Kejati NTB yang telah ditanda tangani Bupati KLU, Djohan Sjamsu. Nantinya, Pemprov NTB akan memfasilitasi dengan forkopimda terkait.
“Kami harus bergerak cepat, masyarakat sudah tidak bisa menunda lagi,” terang Anding.
Saat ini, PDAM telah menyediakan hydrant agar masyarakat mengambil air secara manual. Pemda KLU menyiapkan solusi ini untuk sementara waktu.
Namun, Anding mengakui, solusi itu tidak efektif. Ia mempersiapkan solusi itu untuk jangka pendek.
Masyarakat harus bayar untuk mengambil air itu. Anding belum bisa memastikan berapa harga air tersebut.
“Saya belum tahu soal harga air,” tandas Anding. (GSR)