Lombok Timur (NTBSatu) – Proses hilirisasi atau pengolahan rumput laut di Kabupaten Lombok Timur bagian Selatan dibuat macet akibat kekeringan. Salah satunya di Kecamatan Jerowaru.
Salah satu pemilik UMKM pengolahan rumput laut di Jerowaru, Siti Nuria, mengatakan operasi UMKM miliknya terpaksa distop akibat kekurangan air.
“Kita mesti stop produksi karena tidak ada air bersih untuk membersihkan rumput laut maupun alat produksi,” kata Nuria, Senin, 27 Mei 2024.
Selain itu, Sekretaris Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) Lombok Timur itu mengatakan, saat ini masyarakat selatan sedang berebut pasokan air. Terutama pada sektor pertanian dan rumah tangga.
“Warga lagi bersaing air dengan petani tembakau,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, kesulitan air yang lebih serius terjadi di bagian pesisir Jerowaru.
“Tepat di semua pemukiman nelayan. Setelah kita melakukan observasi, yang paling terdampak adalah perempuan, anak-anak, lansia, dan disabilitas,” ucapnya.
Berita Terkini:
- Banjir Bandang Terjang Pulau Sumbawa, Nestapa di Ujung Tahun 2024
- Penetapan NTB sebagai Tuan Rumah PON 2028 Masih Tunggu SK Kemenpora
- Kabid SMK Terjaring OTT Seret Nama Kadis Dikbud NTB
- Siswi SMAN 1 Mataram Bawa Tim Hockey Indonesia Juara Asia
- Banjir di Pulau Sumbawa, 4.850 KK Terdampak dan 316 Ekor Hewan Ternak Hanyut
Sementara, Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur, M Juaini Taofik, meminta agar permasalah tersebut dapat diatasi menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT).
“Kami sudah menyiapkan BTT setiap tahunnya. Tapi kalau bisa diatasi normal, ya normal dulu dilakukan,” ujar Taofik.
Selain itu, ungkap Taofik, akan ada kabar baik dalam waktu dekat, terlebih bagi masyarakat wilayah selatan seperti Jerowaru. Yaitu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pantai Selatan akan segera beroperasi.
Ia pun meminta masyarakat selatan untuk sedikit lebih sabar, karena air dengan debit 100 liter per detik akan segera mengaliri wilayah selatan melalui SPAM. (MKR)