Daerah NTB

NTB Mulai Masuki Musim Kemarau, BMKG Ingatkan Potensi Kekeringan Meteorologis

Mataram (NTBSatu) – BMKG Stasiun Klimatologi NTB menyatakan wilayah Provinsi NTB kini mulai memasuki periode musim kemarau. Hal ini terlihat dari curah hujan pada dasarian III Mei 2024 yang secara umum dalam kategori rendah.

Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-turut (HTH) yang dilakukan, juga berada pada kategori sangat panjang yakni 31 sampai 60 hari. Termasuk, dari prediksi potensi hujan di dasarian I Juni 2024 (1-10 Juni 2024), kurang lebih 20 mm/dasarian dengan probabilitas 80 sampai 90 persen.

“Berdasarkan monitoring, analisis dan prediksi curah hujan dasarian, maka kami mengingatkan terdapat indikasi kekeringan meteorologis (iklim) sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan indikator hari tanpa hujan,” jelas Forecaster on duty Stasiun Klimatologi NTB, Nindya Kirana dalam keterangan resminya, Jumat, 31 Mei 2024.

Sejumlah daerah di Provinsi NTB pun mendapat peringatan dini agar mengantisipasi dampak terhadap indikasi kekeringan meteorologis tersebut. Peringatan dini level siaga kekeringan ada di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, serta Kecamatan Lape dan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa.

Level waspada ada di Kecamatan Pajo, Huu, Kilo dan Pekan Kabupaten Dompu. Kemudian sejumlah kecamatan di Kabupaten Bima seperti Kecamatan Belo, Bolo, Donggo, Lambitu, Lambu, Madapangga, Monta, Palibelo, Sanggar, Sape, Tambora dan Woha.

Kemudian Kecamatan Raba dan Rasanae Timur Kota Bima. Diikuti, Kecamatan Gerung, Kediri, dan Lembar Kabupaten Lombok Barat. Lombok Tengah di Kecamatan Batukliang, Batukliang Utara, Janapria, Praya, Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Tengah, dan Praya Timur.

Berita Terkini:

Kabupaten Lombok Timur di Kecamatan Jerowaru, Keruak, Masbagik, Montong Gading, Pringgabaya, Sakra Barat, Sambelia, Sembalun, Sikur, Suela, Sukamulia, Terara.

“Kemudian, Kabupaten Lombok Utara di Kecamatan Bayan dan Tanjung. Kabupaten Sumbawa yaitu di Empang, Labuhan Badas, Lenangguar, Moyo Utara, Orong Telu, Rhee, Sumbawa, Unter Iwes, dan Utan. Sumbawa Barat di Kecamatan Jereweh dan Maluk,” tambah Nindya.

Masyarakat NTB yang berada di daerah tersebut diimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien. Serta, perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan, lahan, dan kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.

“Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan,” imbau Nindya. (JEF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button