Konferta VI, Wahyu-Susi Terpilih Nahkodai AJI Mataram Periode 2025-2028

Mataram (NTBSatu) – Konferensi Kota (Konferta) VI AJI Mataram berlansung meriah pada Sabtu, 28 Juni 2025. Kegiatan diawali acara diskusi publik dengan tema “Masa Depan Jurnalis di Tengah Gejolak Ekonomi dan Kemajuan Teknologi”.
Diskusi ini menghadirkan empat narasumber. Mereka adalah Sekretaris Jenderal AJI Indonesia Bayu Wardana, Anggota Dewan Pers Bidang Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Yogi Hadi Ismanto. Kemudian Pimpinan Suara NTB H. Agus Talino dan Kepala Dinas Kominfotik NTB Yusron Hadi.
AJI Mataram melihat kemajuan teknologi berupa kecerdasaan buatan serta gejolak ekonomi secara nasional sangat mempengaruhi kerja-kerja jurnalis.
Kendati demikian, AJI Mataram tetap mendorong jurnalis bekerja secara professional meskipun munculnya berbagai tantangan.
Tantangan jurnalis di tengah gejolak ekonomi
Dalam sambutannya, Ketua AJI Mataram periode 2022-2025, Muhammad Kasim menyampaikan, diskusi ini merupakan tradisi yang AJI Mataram bangun sebelum pelaksanaan konferensi kota.
“Konferensi kota salah satu gawe besar AJI Mataram untuk memilih ketua dan sekretaris baru selama tiga tahun kedepan,” kata Cem, sapaan akrab Muhamaad Kasim.
Tema masa depan jurnalis di tengah gejolak ekonomi dan kemajuan teknologi tidak terlepas dari kondisi media saat ini.
Saat pandemi, gelombang PHK dan pemotongan sepihak upah jurnalis menghantam perusahaan media.
“Pola kerja jurnalis juga berubah dengan kebijakan pembatasan aktifitas masyarakat,” ujarnya.
Ia mengatakan, kondisi ini kembali terulang di masa sekarang. Kebijakan efisiensi anggaran oleh pemerintah memicu perusahaan media di nasional mem-PHK jurnalis. Kondisi demikian juga terdampak di daerah. Termasuk di Nusa Tenggara Barat.
Selain itu, kemajuan teknologi juga menjadi tantangan berat. “Artificial intelligence (AI) dikhawatirkan mengganti peran manusia atau jurnalis. Apapun yang ditanyakan selalu dijawab oleh mesin (robot),” tegas Cem.
Akan tetapi, kerja-kerja robot memiliki keterbatasan. Menurutnya, robot tidak mampu memverifikasi kejadian di lapangan, tidak memiliki empati terhadap persoalan masyarakat.
“Saya meyakini kerja-kerja jurnalis tidak bisa digantikan oleh mesin. Karena, mesin memiliki banyak keterbatasan,”
Ia menjelaskan prinsipnya adalah media harus menghasilkan jurnalisme berkualitas. “Badai apapun yang menerjang jurnalis/media pasti tetap bertahan dengan mengedepankan profesionalitas dan independensi,” jelas Cem.
Ia mengajak jurnalis bekerja secara profesional maka tidak ada lagi kasus kekerasaan terhadap jurnalis.
Konferta AJI Mataram
Pasca diskusi publik, acara berlanjut dengan Konferta VI AJI Mataram pada pukul 14.00-21.15 Wita.
Sementara proses pemilihan Ketua dan Sekretaris berlangsung alot. Dua pasangan yang maju dalam pemilihan yakni pasangan Wahyu Widiantoro (TribunLombok) dan Susi Gustiana (Kompas.com) serta pasangan Fatih Kudus Jaelani (Lombok Pos) dan Idham Khalid (TribunLombok).
Kedua paslon memaparkan visi-misi sebagai rangkaian dari konferta. Saat proses pemungutan suara terdapat 29 anggota hadir. Namun, hanya 27 anggota menyalurkan hak pilihnya dan 2 anggota absen.
Hasil penghitungan suara, pasangan Wahyu Widiantoro – Susi Gustiana memperoleh 19 suara. Sementara, Fatih – Idham memperoleh 8 suara. Akhirnya, Wahyu-Susi dinyatakan menang dan terpilih sebagai Ketua dan Sekretaris AJI Mataram periode 2025-2028. (*)