Selain itu, ia meyakini, kegemilangan batik Sasambo, juga erat kaitannya dengan kebijakan nasional, yang mendorong agar produk di daerah menjadi sebuah identitas nasional.
“Juga menjadi konsen pemerintah provinsi sebagai turunan kebijakan nasional akan batik yang menjadi identitas nasional dan daerah,” terangnya.
Ia berharap, bersama dengan seluruh elemen, agar terus menciptakan produk-produk yang bisa bersaing di level nasional. Dan ia mengungkapkan, rencana itu akan dimulai dari desa-desa.
“Bersama stakeholder, pembinaan insentif sudah dilakukan dan dengan program Jumat blondong setahun Jumat salam yang salah satunya akan menggeliatkan ekonomi desa,” terangnya.
Berita Terkini:
- MDMC Gelar Program “Karang Tangguh” di NTB, Upaya Tekan Risiko Dampak Bencana
- Debat Baru Mulai, Calon Wali Kota Bima Nomor Urut 3 Tinggalkan Podium
- Senator Evi Apita Maya Tegaskan Dukung Zul-Uhel di Pilgub NTB 2024
- SMKPP Negeri Bima akan Teruskan Pertanian Berkelanjutan
Spesifik mengenai batik Sasambo, ia menjelaskan, saat ini tengah diusahakan perpanjangan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dari batik Sasambo.
Sehingga kedepannya, ia mengatakan, produksi berskala besar akan bisa dilakukan.
“Next step akan di perpanjang HAKI nya merek batik Sasambo serta bisa masuk dalam mass production untuk pemenuhan sarung-sarung batik lokal NTB. Karena kebutuhan sarung menjadi pakaian yang khas dan wajib ada bagi masyarakat Indonesia, lebih-lebih di NTB,” tandasnya. (ADH)